Repelita Jakarta - Pakar telematika Roy Suryo kembali mengungkapkan dugaan kejanggalan dalam skripsi milik Presiden Joko Widodo.
Roy menyoroti perbedaan jenis ketikan dalam skripsi tersebut.
Bagian batang tubuh skripsi diketik menggunakan mesin tik manual.
Namun, bagian awal skripsi tampak seperti hasil cetakan digital, yang dinilai tidak sesuai dengan teknologi yang umum digunakan pada era itu.
Selain itu, Roy menemukan bahwa lembar pengesahan skripsi tidak mencantumkan tanggal serta tanda tangan penguji.
Hal ini memunculkan pertanyaan mengenai keaslian dokumen tersebut.
Roy juga mengungkapkan bahwa dalam pertemuan dengan pihak Universitas Gadjah Mada, mereka ditunjukkan skripsi Jokowi.
Namun, ia mengklaim menemukan kejanggalan pada dokumen tersebut.
Pertemuan tersebut berlangsung cukup singkat dan sempat terjadi ketegangan antara kedua belah pihak.
Roy menegaskan bahwa tindakannya bukan bertujuan menyerang pribadi Presiden Jokowi.
Menurutnya, langkah ini dilakukan untuk memastikan transparansi dan keaslian dokumen publik.
Ia berharap pihak berwenang segera memberikan klarifikasi yang jelas agar tidak menimbulkan kebingungan di tengah masyarakat.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

