Repelita Jakarta – Aksi yang dilakukan sekelompok individu dengan mengangkat poster bertuliskan "Free Maluku," "Free Papua," dan "Free Aceh" di Sidang United Nations Permanent Forum on Indigenous Issues (UNPFII) ke-24 telah menjadi sorotan publik. Aksi tersebut langsung viral setelah video yang menampilkan kejadian ini tersebar luas di media sosial pada Senin, 21 April 2025.
Aksi ini memicu reaksi keras dari pemerintah Indonesia. Mereka menganggap tindakan tersebut sebagai provokasi yang tidak etis dan tidak sesuai dengan tujuan dari forum tersebut.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menegaskan bahwa forum PBB tersebut adalah tempat untuk diskusi yang konstruktif, bukan untuk aksi yang menonjolkan sentimen separatis.
Kemlu juga menambahkan bahwa kejadian tersebut tidak mencerminkan semangat multilateral yang sejatinya harus diusung dalam forum internasional seperti UNPFII. Pemerintah Indonesia menyatakan bahwa isu separatisme seharusnya tidak diperdebatkan dalam forum internasional dan bahwa kejadian ini mencederai citra Indonesia di hadapan dunia.
Lebih lanjut, Kemlu juga menyampaikan bahwa mereka telah melaporkan insiden tersebut kepada PBB. Indonesia berharap kejadian serupa tidak terulang kembali di masa depan, mengingat pentingnya menjaga kehormatan dan integritas bangsa dalam forum internasional.
Sejumlah netizen turut memberikan komentar terkait insiden ini. Beberapa netizen mengkritik keras tindakan tersebut sebagai tindakan yang tidak layak dilakukan di forum internasional, sementara yang lain mendukung aspirasi yang disuarakan dalam aksi tersebut.
Pemerintah Indonesia berharap kejadian ini dapat menjadi pembelajaran bagi semua pihak dalam menyampaikan aspirasi mereka di forum internasional. Kemlu juga menekankan pentingnya menjaga citra Indonesia di mata dunia, dan memastikan bahwa setiap langkah yang diambil mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

