Repelita Jakarta - Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mempertanyakan rencana Presiden Prabowo Subianto yang ingin mengevakuasi warga Palestina dari Gaza ke Indonesia.
Anwar menilai gagasan tersebut justru sejalan dengan agenda Amerika Serikat dan Israel untuk mengosongkan Gaza dari rakyat Palestina.
"Pertanyaannya, untuk apa Indonesia ikut-ikutan mendukung rencana Israel dan Amerika tersebut?" ujar Anwar dalam pernyataan tertulisnya.
Ia mengingatkan bahwa pemindahan warga Gaza akan memberi keuntungan bagi Israel untuk menduduki dan menguasai wilayah tersebut secara penuh.
Menurutnya, bila warga Gaza dikeluarkan, maka Israel dengan leluasa bisa menempatkan rakyatnya di wilayah itu.
Anwar mengkhawatirkan bahwa pada akhirnya Gaza akan menjadi bagian dari wilayah Israel Raya, sebagaimana cita-cita politik AS dan Israel selama ini.
"Dahulu Yerussalem dikuasai oleh rakyat Palestina. Sekarang kota tersebut sudah diduduki oleh Israel," ungkapnya.
Ia juga menyebut Israel bahkan telah mengklaim Yerussalem sebagai ibu kota negaranya.
Karena itu, Anwar meminta agar Indonesia bersikap cerdas menghadapi strategi politik internasional yang dijalankan Israel.
"Jangan sampai negara kita dikadalin oleh Israel," tegasnya.
Kekhawatiran Anwar juga mengarah pada agenda kunjungan Prabowo ke lima negara Arab yang dinilainya memiliki kedekatan dengan Israel dan AS.
Prabowo direncanakan akan mengunjungi Uni Emirat Arab, Turki, Mesir, Qatar, dan Yordania.
"Lima negara yang akan dikunjungi oleh Prabowo tersebut adalah negara-negara yang punya hubungan baik dengan Israel dan Amerika," ucap Anwar.
Ia memaparkan bahwa Turki telah menjalin hubungan diplomatik dengan Israel sejak 1949, Mesir sejak 1979, Yordania sejak 1994, Uni Emirat Arab sejak 2020, dan Qatar yang meski belum resmi namun sudah menjalin kerja sama dagang sejak 1996.
Anwar menyatakan kekhawatirannya jika Indonesia pada akhirnya akan berkonsultasi dengan negara-negara tersebut dan membuka hubungan diplomatik dengan Israel.
"Sebaiknya Prabowo jangan ikut-ikutan mengevakuasi rakyat Gaza ke Indonesia. Karena jika hal itu terjadi, jangan mimpi Israel akan mau menerima kembali warga Gaza yang sudah dievakuasi tersebut," katanya.
Menurut Anwar, jika Presiden Prabowo benar-benar ingin membantu, maka upaya pengobatan dan perawatan bagi warga Gaza yang sakit atau terluka bisa dilakukan melalui kerja sama dengan negara-negara yang akan dikunjungi.
"Sebagai bangsa yang sudah kenyang dijajah selama 350 tahun, maka kita harus tahu yang namanya penjajah itu punya 1001 cara dan tipu daya," ujarnya.
Sementara itu, Presiden Prabowo menyatakan akan mengevakuasi 1.000 warga Gaza ke Indonesia.
Ia bertolak ke lima negara di Timur Tengah untuk meminta dukungan terhadap rencananya tersebut.
Dalam keterangan persnya di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, sebelum berangkat ke Abu Dhabi, Prabowo menegaskan evakuasi hanya akan dilakukan bila semua pihak setuju.
“Syaratnya adalah semua pihak harus menyetujui hal ini. Kedua, mereka di sini hanya sementara sampai pulih kembali, dan pada saat pulih dan sehat kembali, kondisi Gaza sudah memungkinkan, mereka harus kembali ke daerah mereka berasal," ujarnya.
"Saya kira itu sikap Pemerintah Indonesia. Untuk itu, saya harus konsultasi kepada pemimpin daerah tersebut." (*)
Editor: 91224 R-ID Elok