Repelita Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani mengecam serangan kelompok kriminal bersenjata di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, yang menewaskan seorang guru dan melukai enam orang lainnya.
Puan menilai serangan tersebut tidak manusiawi karena turut menyasar fasilitas publik seperti sekolah yang seharusnya menjadi tempat pendidikan dan bukan sasaran kekerasan.
"Ini adalah tindakan yang tidak manusiawi dan menghambat upaya pembangunan di Papua. Guru dan tenaga kesehatan adalah pahlawan kemanusiaan yang harus dilindungi, bukan menjadi korban kekerasan," ujar Puan, Senin.
Ia meminta aparat keamanan meningkatkan pengamanan di wilayah rawan konflik agar kejadian serupa tidak terulang.
"DPR mendesak pemerintah dan aparat keamanan untuk meningkatkan pengamanan di daerah rawan konflik seperti Yahukimo," katanya.
Puan juga meminta TNI-Polri memberikan data yang akurat mengenai korban serangan tersebut, mengingat sebelumnya sempat terjadi klarifikasi mengenai jumlah korban tewas yang awalnya dilaporkan enam orang menjadi satu orang.
"Negara harus memastikan pengamanan di daerah rawan konflik telah optimal, termasuk di lokasi strategis seperti sekolah dan puskesmas," jelasnya.
Menurut laporan, serangan diduga dilakukan oleh kelompok OPM pimpinan Elkius Kobak, yang sebelumnya meminta sejumlah uang kepada para tenaga pengajar. Diduga karena permintaan tersebut tidak dipenuhi, kelompok ini melakukan aksi kekerasan.
KKB disebut menewaskan seorang guru, melukai enam orang lainnya, serta membakar gedung sekolah dan rumah guru yang menyebabkan ketakutan di masyarakat.
Aparat keamanan telah berhasil mengevakuasi 42 tenaga pengajar dan tenaga kesehatan dari Yahukimo ke Jayapura serta meningkatkan pengamanan di wilayah rawan.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak KKB terkait serangan yang menewaskan seorang guru di Yahukimo (*)
Editor: 91224 R-ID Elok
