Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Program Makan Bergizi Gratis Dikritik: Ferry Latuhihin Sebut Pemborosan Anggaran

Top Post Ad

 FERRY LATUHIHIN - DATATEMPO

Repelita Jakarta - Ekonom sekaligus anggota Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Ferry Latuhihin, melontarkan kritik tajam terhadap program makan bergizi gratis.

Dalam kanal YouTube Narasi Newsroom, ia menilai program ini sebagai bentuk pemborosan anggaran yang sangat besar, terutama jika tidak memiliki keberlanjutan yang jelas.

Ferry menyoroti berbagai permasalahan yang muncul dalam implementasi program ini, mulai dari kualitas makanan yang dipertanyakan hingga isu keracunan yang dialami beberapa siswa.

Menurutnya, ini adalah risiko yang tidak bisa dihindari dalam program semacam ini.

"Sekarang banyak isu sayurnya basi, apanya basi, ada yang keracunan, ini kan risiko. Ini yang dipertanyakan sustainability-nya. Orang-orang di kantor saja kalau kita kasih makan katering itu kadang-kadang bosan, apalagi anak-anak di kota-kota besar. Mereka juga merasa gizi mereka tidak kekurangan," ujar Ferry Latuhihin.

Lebih lanjut, ia menyoroti bahwa anak-anak di daerah perkotaan cenderung tidak terlalu membutuhkan program ini karena sudah mendapatkan asupan gizi yang cukup.

Selain itu, ia mempertanyakan efektivitas menu yang diberikan kepada anak-anak dalam jangka panjang.

"Masalah menunya itu sendiri, lama-lama anak-anak akan bosan. Oleh karena itu, menurut saya, ini proyek yang sama sekali pemborosan yang sangat dahsyat," tambahnya.

Menurut Ferry, anggaran yang digunakan untuk program ini seharusnya dialokasikan untuk hal yang lebih dibutuhkan, seperti pembangunan dan perbaikan fasilitas pendidikan di daerah tertinggal.

Ia mencontohkan bagaimana di beberapa wilayah, seperti Papua, anak-anak lebih membutuhkan infrastruktur sekolah yang memadai daripada program makan siang gratis.

"Kata pemborosan itu harus ada pembandingnya. Pembandingnya itu tadi, berikan kepada anak-anak di daerah tertinggal yang memang membutuhkan. Kemarin banyak video sampai anak sekolah di Papua bilang, 'Saya tidak butuh makan siang, orang tua saya masih bisa kasih makan. Yang saya butuhkan adalah sekolah.' Jadi lebih baik duitnya dipakai untuk membangun sekolah atau memperbaiki sekolah yang rusak, ketimbang kasih makan siang," tegas Ferry Latuhihin. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Below Post Ad


Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved