Repelita Jakarta - Presiden Prabowo Subianto meminta jajaran Kabinet Merah Putih untuk memperbaiki komunikasi dengan rakyat. Hal ini disampaikan dalam sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Jumat (21/3). Prabowo menilai masyarakat masih kurang memahami kebijakan-kebijakan yang telah dibuat pemerintah.
"Saudara-saudara sekalian, banyak sekali yang sudah kita laksanakan semenjak sidang kabinet yang lalu. Mungkin karena banyaknya inisiatif kita, banyaknya terobosan kita, banyaknya kebijakan kita, mungkin, narasi ke rakyat, mungkin, kurang sempurna, kurang intensif," kata Prabowo.
Presiden mengaku terkesan dengan capaian pemerintah selama 5 bulan terakhir. Namun, ia menekankan pentingnya komunikasi yang lebih baik agar masyarakat memahami kebijakan yang telah diambil. "Ini saya kira perlu kita perbaiki komunikasi kita kepada rakyat. Saya juga terus terang saja, sangat terkesan dengan banyaknya kebijakan yang bisa kita keluarkan dalam waktu singkat," ujarnya.
Prabowo juga menyoroti program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang telah menjangkau 38 provinsi dengan 3 juta penerima manfaat. Meski demikian, ia mengakui masih banyak masyarakat yang mengeluh belum merasakan program tersebut. "Dalam Januari, Februari, Maret, dalam 3 bulan mencapai 3 juta penerima manfaat, hanya masalahnya kalau saya datang ke suatu desa atau suatu tempat orang tuanya yang nanya, Pak kami di sini belum terima makan bergizi," cerita Prabowo.
Presiden meminta jajaran terkait untuk berpikir inovatif dan kreatif guna mempercepat penyaluran program MBG. "Saya minta Kepala BGN dan semua jajaran berpikir inovatif kreatif, bagaimana kalau bisa kita percepat, apa pakai sistem hibrida atau bagaimana karena kasihan rakyat kita sangat membutuhkan," tegasnya.
Selain itu, Prabowo mengungkapkan bahwa banyak negara tertarik untuk belajar dari Indonesia terkait program MBG. "Saya terima surat-surat dari pimpinan-pimpinan dunia. Mereka bahkan mau belajar (MBG) dari kita," kata Prabowo. Ia menambahkan bahwa negara-negara tersebut mengapresiasi keseriusan Indonesia dalam menjalankan program tersebut. "Mereka menganggap bahwa kita salah satu yang paling serius dan paling besar usaha kita menangani ini," imbuhnya. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok
