Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Perawat Amerika Masuk Islam Setelah Lihat Keteguhan Warga Gaza

Top Post Ad

 Perawat AS Masuk Islam Usai Bertugas di Jalur Gaza Palestina

Repelita, Washington - Seorang perawat asal Amerika Serikat, Wilhelmi Massay, yang dikenal dengan nama Willy Masai, mengumumkan bahwa dirinya masuk Islam setelah kunjungannya ke Jalur Gaza, Palestina. Massay, yang menjadi relawan medis di rumah sakit Gaza selama agresi militer Israel, mengungkapkan bahwa pengalaman di wilayah tersebut mengubah pandangannya tentang kehidupan dan keimanan.

Dalam sebuah podcast, Massay mengungkapkan bahwa sebelumnya ia menempuh pendidikan di lembaga keagamaan dengan tujuan menjadi pendeta Katolik. Namun, setelah berkali-kali mengunjungi Gaza, ia melihat keteguhan iman masyarakat Palestina yang membuatnya mempertanyakan keyakinan dirinya sendiri.

“Bayangkan seorang ayah atau ibu menggendong kedua anaknya dalam kantong plastik setelah Israel mengebom anak itu, dan mereka masih berkata, ‘Alhamdulillah!’ Ini adalah keimanan,” ujar Massay.

Dia menggambarkan pemandangan tersebut sebagai bukti keteguhan hati yang “tidak dapat dibom oleh Israel.”

Massay merupakan salah satu dari lima relawan medis asal Amerika yang masuk ke Jalur Gaza dalam misi kemanusiaan. Ia bertugas di Rumah Sakit Nasser di Gaza selatan dan di Rumah Sakit Indonesia di wilayah utara.

Perang antara Israel dan Hamas yang dimulai sejak 7 Oktober 2023 seharusnya mereda setelah kesepakatan gencatan senjata yang berlaku sejak 19 Januari. Namun, kenyataannya, pasukan Israel terus melakukan serangan dan telah menewaskan lebih dari 150 warga Palestina sejak gencatan senjata diberlakukan.

Kantor media pemerintah Gaza melaporkan bahwa serangan udara Israel di Beit Lahia, Gaza utara, baru-baru ini menewaskan sembilan orang, termasuk tiga jurnalis dan pekerja kemanusiaan. “Kami telah memperhatikan peningkatan kejahatan yang disengaja oleh pendudukan [Israel] terhadap warga sipil, termasuk mereka yang mengumpulkan kayu bakar atau memeriksa rumah mereka,” ungkap laporan tersebut.

Pihak pemerintah Gaza mengutuk serangan tersebut dan menegaskan bahwa para korban adalah warga sipil yang bekerja dalam organisasi kemanusiaan. “Serangan ini adalah bagian dari kejahatan perang yang terus dilakukan oleh Israel terhadap rakyat Palestina,” imbuh pernyataan itu.

Di sisi lain, pemerintah Israel terus mengancam akan melanjutkan operasi militer untuk menekan Hamas agar menerima syarat dalam negosiasi gencatan senjata yang dimediasi oleh Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir. Hamas sendiri telah membebaskan puluhan sandera Israel dan asing dengan imbalan pembebasan ribuan tahanan Palestina.

Meskipun ada kesepakatan awal, Israel berupaya memperpanjang tahap pertama gencatan senjata, sementara Hamas bersikeras memulai diskusi tahap kedua. Namun, serangan Israel terhadap warga sipil terus berlanjut.

“Eskalasi ini mencerminkan niat Israel untuk terus melakukan kejahatan dan mengabaikan hukum serta konvensi internasional,” ujar kantor media Gaza.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu disebut semakin meningkatkan pembunuhan dan penargetan langsung terhadap warga sipil, selain memberlakukan blokade yang memperparah penderitaan di Gaza. Bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan juga dilarang masuk ke wilayah tersebut.

Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant kini menjadi subjek investigasi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas tuduhan kejahatan perang di Gaza.

Pemerintah Gaza menolak klaim Israel yang berusaha membenarkan serangan mereka. Pihaknya mendesak Pengadilan Internasional (ICJ) dan ICC untuk segera mengambil tindakan terhadap kejahatan yang dilakukan Israel dan para pemimpinnya.

Menurut data terbaru dari Kementerian Kesehatan Gaza, serangan Israel selama 15 bulan terakhir telah menewaskan lebih dari 60.000 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak. Jumlah korban diperkirakan lebih tinggi karena banyak jasad yang masih tertimbun reruntuhan.

Agresi militer ini telah menghancurkan infrastruktur Gaza, membuat sebagian besar wilayahnya tidak dapat dihuni, serta melumpuhkan sistem layanan kesehatan yang sangat dibutuhkan warga Palestina.(*).

Editor: 91224 R-ID Elok

Below Post Ad


Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved