
Repelita Minahasa Tenggara - Fernando Tongkotow (21), warga Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara, dikabarkan meninggal dunia setelah menjadi korban penembakan oleh oknum Brimob Polda Sulut. Insiden ini terjadi di kawasan tambang emas ilegal Ratatotok, Minahasa Tenggara.
Peristiwa ini memicu perhatian publik, terutama di media sosial, lantaran menyeret nama kepolisian. Banyak pihak mempertanyakan tindakan aparat yang berujung pada kematian Fernando. Meskipun pihak kepolisian telah menyampaikan permohonan maaf, respons publik justru menunjukkan ketidakpuasan terhadap sikap tersebut.
"Enak banget, terus nyawa manusia, nyawa rakyat Indonesia, dihilangkan cuma dibilang cukup, minta maaf," tulis @SidikRakhm50341.
"Enak banget ya bunuh orang langsung minta maaf, kayak nyawa di tangan orang bukan di tangan Tuhan lagi," komentar @txtdarigaluh.
"Emangnya nyawa bisa diganti dengan kata maaf, sumpah ya orang-orang macam ini," tambah @shymonlab.
Di sisi lain, berdasarkan informasi yang beredar, Fernando diduga merupakan bagian dari komplotan kriminal. Ia ditembak karena diduga mencoba melakukan pencurian besar-besaran di lokasi kejadian.
Fernando bersama beberapa rekannya disebut membawa senjata tajam dalam aksinya. Mereka berusaha mengambil paksa aset operasional tambang emas ilegal yang menjadi sasaran mereka. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok