
Repelita Jakarta - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak menanggapi isu revisi Undang-Undang (UU) TNI yang dikaitkan dengan kembalinya dwifungsi TNI seperti di era Orde Baru. Ia menilai bahwa pihak yang menggiring narasi tersebut memiliki pola pikir yang ia sebut sebagai "otak kampungan".
"Jadi tidak usah ramai bikin ribut di media, ini itu lah, Orde Baru lah, tentara dibilang hanya bisa membunuh dan dibunuh. Menurut saya, otak-otak (pemikiran) seperti ini, kampungan menurut saya," ujar Maruli dalam keterangannya, belum lama ini.
Maruli menegaskan bahwa pihak-pihak yang mempermasalahkan penempatan prajurit aktif di kementerian dan lembaga sebenarnya hanya ingin menyerang institusi TNI.
"Ini orang waktu ada salah satu institusi masuk ke semua kementerian, enggak ribut gitu loh. Apakah dia bekerja di institusi itu?" katanya.
Pernyataan Maruli tersebut memicu tanggapan dari kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Umar Hasibuan. Melalui akun X pribadinya, Umar menyoroti gaya bahasa Maruli yang menyebut "otak kampungan".
"Otak kampungan. Bahasa KSAD ini kok mirip-mirip sama mertuanya ya? Santailah pak," tulis Umar, Kamis.
Diketahui, Maruli merupakan menantu dari Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan.
Umar menegaskan bahwa kritik dalam demokrasi adalah hal yang wajar dan meminta agar jangan ada sikap anti-kritik.
"Dalam demokrasi, kritik adalah hal yang wajar. Jangan anti-kritik karena kita bukan di era Orde Baru lagi," ujarnya. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok