Klarifikasi UI: Bahlil Belum Lulus!

Top Post Ad

Repelita Jakarta - Universitas Indonesia (UI) memberikan klarifikasi terkait polemik disertasi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, yang hanya diberi sanksi pembinaan setelah mendapat kritik dari publik.

Direktur Humas, Media, Pemerintah, dan Internasional UI, Prof Arie Afriansyah, menjelaskan bahwa keputusan tersebut tidak diambil secara sepihak oleh Rektor UI, melainkan melalui keputusan empat organ utama UI, yaitu Rektor, Majelis Wali Amanat (MWA), Senat Akademik (SA), dan Dewan Guru Besar (DGB).

Prof Arie juga menegaskan bahwa tuntutan untuk membatalkan disertasi Bahlil tidak tepat. Ia menjelaskan bahwa saat proses promosi doktor di Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) berlangsung, keputusan yang diambil oleh empat organ UI adalah agar Bahlil melakukan revisi pada disertasinya. Dengan demikian, disertasi tersebut belum diterima dan tidak sah sebagai dokumen pendukung kelulusan.

"Bila disertasi belum diterima dan dinyatakan sah, bagaimana mungkin disertasi tersebut dibatalkan?" ujar Prof Arie.

Baca Juga

• Menu Makan Bergizi Gratis Saat Ramadan Dikritik, Ahli Gizi: Didominasi Produk Ultraproses
• Ferdinand Sindir Raja Juli: Pejabat Sampah Pamer Belanja, Abaikan Kritik
• Faizal Assegaf Sebut Raja Juli Antoni Lakukan Kolusi, PSI Dituding Bagi-Bagi Jabatan
• Penundaan Pengangkatan CPNS 2024 Tuai Protes, Pemerintah Alasan Belum Siap?

Lebih lanjut, Prof Arie menjelaskan bahwa keputusan tersebut menunjukkan bahwa Bahlil belum lulus dan status kelulusannya ditunda sampai proses revisi selesai. Oleh karena itu, Bahlil belum menerima ijazah dan belum dapat dianggap lulus dari program doktoral.

“Empat Organ UI telah memutuskan bahwa mahasiswa ditunda kelulusannya dengan mekanisme menunda yudisium hingga revisi selesai,” tambahnya.

UI juga menjelaskan alasan mengapa sanksi yang diberikan kepada Bahlil adalah pembinaan. Menurut Prof Arie, UI berfokus pada peningkatan kualitas disertasi dan perubahan perilaku mahasiswa, bukan hanya sekadar menghukum perilaku yang dianggap tidak etis.

"Bagi mahasiswa, pembinaan dilakukan berupa kewajiban peningkatan kualitas disertasi dan tambahan syarat publikasi ilmiah," tandasnya.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok