Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Kisah Pilu Salman: Terkungkung dalam Online Scam di Kamboja, Disiksa, Tak Digaji, dan Menjadi Target Korban Indonesia

Top Post Ad

 

Repelita, Jakarta - Kisah pilu Salman, salah satu korban penipuan online atau "online scam" yang terjebak di Kamboja dan Myanmar, mencuat ke publik setelah ia kembali ke Indonesia pada Jumat (28/2/2025) malam. Salman, yang sebelumnya bekerja di sebuah platform jual beli online di Kamboja, mengungkapkan penderitaannya selama bekerja di negara tersebut.

Salman tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, bersama 83 orang lainnya yang diselamatkan oleh pemerintah Indonesia setelah menjadi korban penipuan online. Ia menceritakan bahwa pada April 2024, ia mendapat tawaran pekerjaan yang menjanjikan gaji besar sebagai marketing. Namun, begitu tiba di Kamboja, kenyataan yang dihadapi sangat berbeda. Ia dipaksa bekerja sebagai penipu dengan identitas wanita di media sosial, merayu pria di Facebook dan Instagram untuk menjadi korban penipuan.

"Saya keluar dari Indonesia itu 22 April 2024. Waktu itu saya dijanjikan jadi marketing Shopee," ungkap Salman kepada Tribunnews. "Iming-imingnya katanya di sana gaji besar, tempat aman, tidak ada fisik. Tetapi setelah saya sampai di Kamboja memang tidak ada (gaji besar)."

Salman menambahkan bahwa ia tidak hanya bekerja tanpa gaji di Kamboja, tetapi juga dipindahkan ke Myanmar pada Juli 2024 setelah perusahaan tempatnya bekerja tutup. Di Myanmar, meskipun menerima gaji, ia harus memenuhi target yang sangat berat, yakni menipu orang hingga mencapai 4.000 dolar AS (sekitar Rp 66 juta) setiap bulan. Jika gagal, siksaan fisik menjadi hukuman yang tak terelakkan.

"Saya ditarik sama perusahaan untuk kerja lagi di Myanmar. Sesudah sampai di Myanmar itu saya banyak kena perlakuan fisik," ujar Salman.

Di Myanmar, Salman menerima fee sebesar 25 ribu Baht (sekitar Rp 12 juta), namun uang tersebut harus dihabiskan di negara tersebut dan tidak boleh dikirim ke Indonesia. "Harus dihabiskan untuk di situ saja," katanya.

Salman juga mengungkapkan bahwa sistem perusahaan menjeratnya dengan denda besar bagi pekerja yang ingin pulang ke Indonesia. "Sistem tidak ada dipaksa, tetapi kalau mau pulang diminta perusahaan harus membayarkan denda. Saya tidak memiliki uang, jadi saya tidak bisa pulang," ujarnya.

Kisah Salman adalah salah satu contoh nyata dari praktik penipuan online yang sering terjadi di Kamboja dan Myanmar, di mana pekerja dipaksa bekerja di bawah ancaman kekerasan dan eksploitasi. Kini, setelah diselamatkan dan kembali ke Indonesia, Salman berharap pengalamannya bisa menjadi pelajaran bagi banyak orang, terutama generasi muda, untuk lebih berhati-hati dengan tawaran pekerjaan yang terlalu menggiurkan.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Below Post Ad


Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved