Repelita Jakarta - Mantan Komisaris Ancol, Geizs Chalifah, melontarkan kritik tajam terhadap Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, terkait pernyataannya soal teror kepala babi yang dikirim ke kantor Tempo.
Geizs menilai Hasan menunjukkan sikap arogan dan tidak mencerminkan kapasitasnya sebagai pejabat publik.
"Keangkuhannya melebihi kapasitasnya. Tengil dan degil," ujar Geizs di akun X @GeizsChalifah.
Ia juga menyinggung bahwa Hasan sering menyerang Anies Baswedan dengan nada yang cenderung rasis.
"Serangannya kepada Anies bahkan cenderung rasis," tambahnya.
Menurut Geizs, sikap Hasan semakin terlihat setelah mendapatkan posisi sebagai juru bicara di lingkaran kekuasaan.
"Berada di kekuasaan, ketengilannya terkuak dengan segala kepongahan," tandasnya.
Sebelumnya, Hasan Nasbi menanggapi kasus pengiriman kepala babi kepada jurnalis Tempo, Francisca Christy Rosana (Cica), dengan pernyataan yang mengejutkan.
Alih-alih mengutuk aksi teror tersebut, Hasan justru merespons dengan nada santai.
"Udah, dimasak aja," kata Hasan saat diwawancarai awak media di Kompleks Istana Kepresidenan.
Awak media yang ada di lokasi sempat mengonfirmasi kembali terkait pernyataan Hasan, mengingat kepala babi tersebut sudah dalam kondisi tidak layak konsumsi.
Namun, Hasan tetap pada pendiriannya.
"Udah, dimasak aja," ulangnya.
Hasan juga menganggap kasus itu bukanlah ancaman bagi Cica, karena ia melihat di media sosial bahwa jurnalis tersebut tampak santai menanggapi insiden itu.
"Saya lihat ya saya lihat dari media sosialnya Francisca yang wartawan Tempo itu, itu dia justru minta dikirimin daging babi," ujarnya.
Pernyataan tersebut langsung menuai kritik dari warganet.
"Pejabat komunikasi tapi empatinya nol besar. Kalau besok dia yang kena teror, gimana reaksinya?" tulis seorang warganet.
"Ini pejabat negara? Kok kayak nggak ada empati sama sekali," sahut yang lain.
"Harusnya ditindak tegas, bukan malah bercanda soal teror," tambah warganet lainnya.
Respons Hasan yang dinilai tidak pantas itu semakin memperkuat anggapan publik bahwa pejabat di lingkaran kekuasaan semakin jauh dari kepekaan terhadap peristiwa yang menimpa masyarakat.(*).
Editor: 91224 R-ID Elok