Repelita Jakarta - Wakil Presiden Indonesia, Gibran Rakabuming, kembali menjadi sorotan setelah video dirinya menyarankan siswa-siswa untuk menggunakan kecerdasan buatan (AI) dalam menyelesaikan tugas viral di media sosial. Video tersebut diunggah oleh akun @AraituLaki di platform X dan menuai berbagai tanggapan dari netizen.
Dalam video berdurasi 37 detik, Gibran terlihat memberikan nasihat kepada siswa-siswa di SMAN 66 Jakarta untuk memanfaatkan teknologi AI dalam menyelesaikan materi pelajaran. “Menjadikan AI sebagai mata pelajaran tambahan, atau mata pelajaran pilihan ya. Jadi sekali lagi, yang sebelumnya kalian menyelesaikan ini dalam waktu 5 menit, 10 menit, dengan AI mungkin bisa 1 menit, 2 menit, lebih cepat,” ujar Gibran.
Ia juga menekankan bahwa meskipun AI dapat mempercepat proses pengerjaan tugas, siswa tetap harus memahami formula yang disarankan oleh teknologi tersebut. “Dan ini jalan pintas ya, kalian tetap harus berusaha dan melakukan formula-formula yang di-suggest buat AI, seru gak?” tambahnya.
Pernyataan Gibran ini memicu beragam komentar dari netizen. Sebagian mengkritik saran tersebut, dengan alasan bahwa penggunaan AI secara berlebihan dapat mengurangi kreativitas dan kemampuan berpikir siswa. “Parah, gue aja melarang anak-anak pakai AI terlalu sering apalagi untuk cari jawaban PR atau tugas yang sebenarnya bisa dicari di buku atau mengarang. Karena gue pengen mereka bisa berpikir kreatif dan berimajinasi. Pake AI terlalu sering malah bikin males mikir itu yang udah aku rasakan,” tulis salah satu netizen.
Netizen lainnya menyoroti dampak negatif terhadap peran guru. “Berat banget jadi guru, pekerjaannya diinvalidasi pemerintahnya sendiri,” komentar akun lain. Ada juga yang menilai saran Gibran justru mengajarkan siswa untuk malas berpikir. “Malah ngajarin siswa males, males berproses dan berpikir,” tulis netizen.
Gibran Rakabuming hadir sebagai juri dalam lomba AI yang diselenggarakan di SMAN 66 Jakarta. Acara ini merupakan bagian dari seminar yang bertujuan mendorong pemanfaatan teknologi AI di kalangan siswa. Dalam kesempatan tersebut, Gibran menekankan pentingnya adaptasi terhadap perkembangan teknologi. Ia mendorong siswa untuk memanfaatkan AI guna meningkatkan produktivitas dan kreativitas, seperti dalam pembuatan grafis dan video.
Gibran juga menyoroti peran AI sebagai alat bantu dalam memecahkan masalah matematika, membantu siswa memahami formula yang tepat untuk menemukan jawaban. Lebih lanjut, ia mengungkapkan rencananya untuk berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah agar AI dapat dimasukkan sebagai mata pelajaran di sekolah. Langkah ini diharapkan dapat mempersiapkan generasi muda Indonesia menghadapi tantangan zaman dan tidak tertinggal dari negara lain dalam pemanfaatan teknologi AI. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok