Repelita Jakarta - Komentar Kepala Kantor Kepresidenan Hasan Nasbi yang meminta agar kepala babi yang dikirim ke Redaksi Tempo dimasak saja dinilai telah mengarah pada ujaran kebencian. Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu mendesak Hasan Nasbi untuk meminta maaf atas pernyataannya tersebut.
"Dewan Pers meminta yang bersangkutan meminta maaf kepada korban dan publik karena candaannya mengarah pada ujaran kebencian," kata Ninik kepada media, Sabtu (22/3/2025).
Teror kepada media dengan mengirim kepala babi tidak dapat dianggap lelucon. Bentuk teror yang mengarah pada pembungkaman media harus disikapi dengan tegas.
Ninik menilai teror kepala babi yang diterima jurnalis perempuan Tempo merupakan tindakan kriminal. Respons pihak Istana Kepresidenan yang tidak serius dan terkesan bercanda telah menyakiti prinsip-prinsip kemanusiaan dan keadilan.
"Di saat seseorang dan sebagian besar masyarakat terluka atau bahkan mulai ketakutan atas peristiwa pengiriman kepala babi, Jubir Istana malah merespons sebagai peristiwa candaan," ucap Ninik.
Ninik juga menyinggung posisi Hasan sebagai juru bicara kepresidenan ketika mengeluarkan pernyataan tersebut. Menurut Ninik, pernyataan Hasan itu secara tidak langsung merupakan pengejawantahan sikap presiden sebagai kepala pemerintah dan sebagai kepala negara.
Melihat hal itu, Ninik mempertanyakan komitmen pemerintah dalam menjaga kebebasan pers. "Kalau itu ditujukan pada penggiat pers, apa iya jubir pemerintah sudah tidak punya respect pada kerja-kerja pers sebagai pilar demokrasi?" tuturnya.
Sebelumnya, Jubir Istana Kepresidenan Hasan Nasbi menanggapi teror kepala babi yang dikirim ke kantor Tempo. Perihal pengiriman kepala babi ke Redaksi Tempo, Hasan justru menyarankan agar kepala babi itu dimasak saja.
"Sudah dimasak saja," kata Hasan Nasbi di Kompleks Istana Kepresiden, Jumat, 21 Maret 2025.
Pandangan Hasan itu didasari sikap wartawan desk politik dan host siniar Bocor Alus Politik Francisca Christy Rosana atau Cica di media sosial X. Hasan menganggap, Francisca melalui cuitannya menanggapi teror itu dengan lelucon.
"Saya lihat medsos Cica. Dia minta dikirim daging babi. Artinya dia tidak terancam. Dia bisa bercanda. Kirimin daging babi dong," kata Hasan.
Hasan juga mempertanyakan, apakah kepala babi yang dikirim memang benar seperti itu atau hanya lelucon (jokes). Sebab, redaksi Tempo menanggapi teror itu dengan jokes.
"Apakah itu beneran seperti itu. Atau cuma jokes. Karena mereka menanggapinya dengan jokes," kata Hasan. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok