Repelita Jakarta - Peneliti Pusat Studi Anti Korupsi (Saksi) Universitas Mulawarman, Herdiansyah Hamzah atau Castro, mempertanyakan sikap Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang kini gencar mengungkap dugaan korupsi di PT Pertamina. Padahal, Ahok sempat lama menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina.
"Ahok kan lama di BUMN. Kenapa baru hari ini Ahok menggebu-gebu ingin menyelesaikan perkara dugaan korupsi di dalam Pertamina? Kan dia punya waktu lama, punya otoritas ketika itu. Mestinya Ahok dari dulu dong bicara soal pembersihan di BUMN," ujar Castro di Jakarta.
Castro menduga Ahok baru bersuara lantang sekarang karena sudah tidak lagi berada di pemerintahan Presiden ke-7 Joko Widodo. Ia menilai sikap Ahok ini patut dipertanyakan, mengingat selama menjabat di Pertamina, Ahok tidak terlalu vokal terkait dugaan korupsi di perusahaan tersebut.
Meski begitu, Castro menegaskan bahwa jika Ahok memang memiliki bukti kuat atas dugaan korupsi di Pertamina, seharusnya segera dilaporkan kepada aparat penegak hukum.
"Itu cara berpikir hukum. Tidak bisa hal-hal yang diduga korupsi hanya dibiarkan liar dan diperbincangkan di ruang publik. Harus dikonfirmasi dan dilaporkan ke aparat hukum," tegasnya.
Sebelumnya, Ahok dalam sebuah wawancara di YouTube Narasi mengungkap bahwa ada ‘tangan berkuasa’ yang ikut bermain dalam kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang PT Pertamina Subholding serta Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) periode 2018-2023.
"Ini ada tangan yang berkuasa ikut main menurut saya di republik ini. Ini bisa jadi lebar ke mana-mana kasusnya kalau dibongkar. Saya senang banget ini," ujar Ahok.
Ia juga menegaskan bahwa meski sudah tidak berada di Pertamina, dirinya masih memiliki bukti-bukti terkait dugaan korupsi di perusahaan pelat merah tersebut.
"Saya berani jamin, saya dengan data ini akan penjarakan kalian semua," tegasnya. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok