Repelita Jakarta - Presiden Prabowo Subianto mengambil langkah besar dalam 100 hari pertama pemerintahannya dengan melakukan efisiensi anggaran negara.
Melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025, pemerintah berhasil memangkas Rp306,69 triliun dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Penghematan ini dilakukan untuk mengalihkan anggaran ke program-program prioritas, salah satunya Makan Bergizi Gratis (MBG).
Langkah ini disampaikan langsung oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK I 2025 di Jakarta Pusat, Jumat, 24 Januari 2025.
"Presiden menegaskan bahwa anggaran harus lebih fokus dan efisien, dialokasikan ke program yang berdampak langsung bagi masyarakat, seperti Makan Bergizi Gratis," ujarnya.
Dalam pidatonya saat menghadiri Pembukaan Kongres XVIII Muslimat Nahdlatul Ulama di Surabaya, 10 Februari 2025, Presiden menegaskan bahwa setiap rupiah dari anggaran negara harus digunakan untuk kepentingan rakyat.
"Saya ingin pengeluaran yang tidak perlu, pengeluaran yang mubazir, yang jadi alasan untuk korupsi, dihentikan dan dibersihkan," tegasnya.
Menurutnya, anggaran yang dihemat akan dialokasikan untuk kesejahteraan masyarakat, khususnya anak-anak Indonesia.
"Ini untuk memberi makan rakyat, untuk anak-anak kita," imbuhnya.
Selain program MBG, perbaikan fasilitas sekolah juga menjadi prioritas dalam efisiensi anggaran ini.
"Kita punya 330 ribu sekolah, tapi anggaran saat ini hanya cukup untuk memperbaiki 20 ribu sekolah. Berapa tahun kita mau selesaikan semuanya?" kata Prabowo.
Ia menegaskan bahwa pendidikan harus menjadi prioritas agar generasi muda Indonesia mendapatkan fasilitas yang layak untuk belajar.
Presiden juga menyoroti perjalanan dinas yang berlebihan di kalangan pejabat negara.
"Perjalanan ke luar negeri harus dikurangi, kecuali memang ada tugas negara yang penting. Jangan sekadar cari alasan untuk jalan-jalan," tegasnya.
Ia juga menekankan bahwa jika ingin bepergian ke luar negeri untuk kepentingan pribadi, maka harus menggunakan dana sendiri.
"Kalau mau jalan-jalan, pakai uang sendiri!" ujarnya.
Prabowo juga mengkritik agenda studi banding yang tidak relevan, seperti studi banding kemiskinan ke negara maju.
"Mau belajar mengatasi kemiskinan tapi studi bandingnya ke Australia? Australia itu salah satu dari 10 negara terkaya di dunia! Ngapain belajar ke sana?" sindirnya.
Ia juga mempertanyakan efisiensi anggaran untuk studi banding Pramuka yang dianggapnya kurang esensial.
Presiden Prabowo mengakui bahwa kebijakan pemangkasan anggaran ini mendapat perlawanan dari beberapa pihak di birokrasi.
"Ada yang melawan saya, merasa kebal hukum, merasa sudah jadi raja kecil di birokrasi," ujarnya.
Namun, ia menegaskan bahwa langkah ini tetap akan dijalankan demi kepentingan rakyat.
"Saya akan tetap menghemat anggaran ini untuk rakyat. Uang negara harus digunakan untuk kesejahteraan masyarakat, bukan untuk kepentingan segelintir orang," pungkasnya. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok