Repelita, Jakarta - Ratusan mahasiswa menggelar demo bertajuk Indonesia Gelap pada Kamis (20/2/2025). Tidak hanya di Jakarta, aksi serupa juga dilakukan oleh para mahasiswa dari berbagai universitas di Bandung, Lampung, Semarang, Malang, hingga Bali.
Menurut keterangan Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI), aksi tersebut dilakukan sebagai protes atas kebijakan pemotongan anggaran besar-besaran yang berdampak pada sejumlah sektor.
Demo itu pun turut menyeret nama Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming. Banyak publik yang mencari keberadaan Gibran Rakabuming saat demo berlangsung. Mereka beranggapan bahwa Gibran Rakabuming bisa turun ke jalan untuk mendengarkan aspirasi generasi muda. Namun, sikap bungkam pemerintah membuat warganet bertanya-tanya dan menduga bahwa Gibran Rakabuming tidak berani bertemu dengan para mahasiswa.
Meski demikian, muncul jejak digital yang menunjukkan bahwa Gibran Rakabuming pernah menemui mahasiswa yang menggelar unjuk rasa di Balai Kota Solo ketika dirinya masih menjabat sebagai Wali Kota Solo. Demo itu terjadi pada 6 Februari 2024, di mana sejumlah mahasiswa membawa poster bertuliskan "Prabowo-Gibran apalagi menjadi pemimpin RI harus menepati janji kepada rakyat".
Hasil pertemuan tersebut menunjukkan bahwa Gibran Rakabuming menandatangani tuntutan para mahasiswa dalam sebuah pakta integritas.
Pertemuan tersebut memunculkan berbagai pertanyaan yang kemudian disoroti oleh akun X @KangManto123. "Kalau demo mahasiswa Indonesia Gelap, @gibran_tweet berani temui nggak ya? Demo abal-abal berani lho dia," tulis pemilik akun tersebut.
Unggahan itu pun menuai beragam respons dari pengguna X lainnya.
![Cuitan warganet soal jejak digital Gibran Rakabuming yang menemui mahasiswa saat demo. [X/@KangManto123]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/02/20/20064-cuitan-warganet-soal-jejak-digital-gibran.jpg)
"Kenapa yang di Jakarta kemarin nggak ditemui ya," komentar @ds_*****.
"Yang demo pasti haus dan dehidrasi. Kenapa nggak dibagi susu sama mas Wapres? Biasanya gercep," tambah @mama******.
"Kalau soal berani, ya mungkin berani. Kan ada paspampres. Tapi ngomongnya bersubstansi atau tidak, yo embuh," sahut @being********.
"Tumben itu berani ketemu mahasiswa, tapi beraninya di lapangan bukan di kampus. Omong-omong kenapa nggak disuruh pidato ya supaya menenangkan suasana," timpal @gang********. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok