Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Klarfikasi Video Viral Guru Gebrak Meja Saat Siswa Bertanya Gagal Daftar SNBP,di MAN 1 Lamongan

Top Post Ad

 Viral Guru di Lamongan Gebrak Meja Saat Siswa Tanya Tak Bisa Daftar SNBP

Repelita, Lamongan - Video terkait siswa yang gagal daftar Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) kembali menjadi viral.

Terbaru, video viral tersebut terjadi di Lamongan, Jawa Timur. Video berdurasi 25 detik itu memperlihatkan seorang oknum guru yang menggebrak meja dan membentak sejumlah siswa di sebuah ruangan.

Insiden tersebut terjadi ketika sejumlah siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) di Lamongan mempertanyakan data eligible mereka yang tidak dapat terinput dalam sistem pendaftaran Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP). Dalam video tersebut, terlihat guru yang berbicara dengan nada tinggi kepada siswa, sementara suara tangisan siswa terdengar jelas.

Tidak munculnya nilai puluhan siswa MAN 1 Lamongan membuat mereka terancam tidak dapat mengikuti jalur SNBP, yang merupakan salah satu jalur pendaftaran masuk perguruan tinggi yang diharapkan. Padahal, para siswa itu sudah bersusah payah belajar agar mendapatkan nilai tinggi dari semester 1 hingga V agar bisa mendapatkan kesempatan masuk PTN melalui jalur prestasi.

Diketahui, aksi gebrak meja oknum guru tersebut terjadi pada 31 Januari 2025 karena siswa protes mempertanyakan data eligible yang tak bisa terinput di sistem. Kenyataan itu membuat siswa dan orang tua mereka mendatangi sekolah pada Senin pagi, 3 Maret 2025, untuk mempertanyakan nasib anak-anak mereka.

Sebanyak 22 siswa di sekolah tersebut tidak masuk dalam daftar eligible untuk SNBP. Dalam video tersebut juga terdengar sejumlah siswa yang menangis. "Jadi mengapa tidak bisa masuk itu kenapa, bu?" kata seseorang dalam video tersebut.

Kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Lamongan, Nur Endah Mahmudah, memberikan klarifikasi terkait video viral yang menunjukkan insiden emosional antara seorang Wakil Kepala Kurikulum dan siswa, yang sempat menggebrak meja saat membahas masalah pendaftaran SNBP. Endah menjelaskan, permasalahan ini disebabkan oleh kesalahan komunikasi.

Endah memaparkan, tahun ini pihaknya menerapkan sistem baru berupa e-rapot dari Rapot Digital Madrasah (RDM), yang akan terhubung dengan Pusdatin. Dalam proses ini, terang Endah, ada nilai yang tidak terbaca sehingga tidak bisa mengikuti jalur eligible. Terdapat 22 siswa yang nilainya tidak terbaca dalam sistem e-Rapor. Akibatnya, mereka tidak terdaftar sebagai siswa eligible untuk mengikuti seleksi SNBP.

“Kejadian ini akan menjadi bahan evaluasi bagi pihak MAN 1 Lamongan agar kami bisa lebih baik dalam memberikan layanan pendidikan yang berkualitas,” ujarnya pada awak media, Selasa, 4 Februari 2025.

Meski demikian, kata Endah, beberapa siswa itu masih memiliki banyak alternatif untuk masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui jalur lain, seperti SPAN PTKIN atau jalur mandiri. ”Kami memahami kekecewaan siswa, tetapi ini bukan akhir dari segalanya. Masih ada banyak peluang lain yang bisa mereka tempuh,” jelas Endah.

Terkait dengan solusi bagi siswa yang terdampak, lanjutnya, pihak sekolah menerima kabar bahwa ada kesempatan bagi siswa untuk mendaftar kembali, meskipun masih menunggu kepastian teknis. “Jika memungkinkan, pihak sekolah akan memastikan data diisi ulang dengan benar melalui jalur manual,” ungkapnya.

Endah juga mengingatkan bahwa kuota jalur manual hanya mencakup 40 persen, lebih kecil dibandingkan dengan jalur e-Rapor yang mencapai 45%. Meskipun demikian, ini memberi harapan baru bagi siswa yang sebelumnya tidak terdaftar. “Status Eligible tidak menjamin masuk PTN, tetapi memberikan hak untuk mendaftar. Siswa tetap harus bersaing di tingkat nasional sesuai dengan pilihan kampusnya,” jelasnya lebih lanjut.

Dalam rangka memastikan komunikasi yang jelas, pihak sekolah telah menjelaskan situasi ini kepada wali murid. Pada Senin, 3 Februari 2025, perwakilan wali murid bertemu dengan pihak sekolah, dan pada hari ini seluruh wali murid dari 22 siswa yang terdampak juga telah menerima penjelasan secara menyeluruh.

“Alhamdulillah, kami sudah mencapai kesepahaman. Semua pihak, baik wali murid, siswa, maupun sekolah, berkomitmen untuk saling memperbaiki dan mengevaluasi demi kebaikan bersama,” ungkap Endah.

Ia berharap masyarakat dapat lebih memahami situasi yang terjadi dan melihatnya secara objektif. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Below Post Ad


Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved