Repelita Jakarta - Sutradara film dokumenter Dirty Vote, Dandhy Laksono, memberikan komentar terkait pelantikan Deddy Corbuzier sebagai Staf Khusus (Stafsus) Menteri Pertahanan. Dandhy menilai ada ketidaksesuaian antara narasi efisiensi anggaran yang dicanangkan pemerintah dengan kebijakan penambahan jabatan baru seperti yang dilakukan terhadap Deddy Corbuzier.
“Narasi efisiensi atau penghematan demi rakyat makin gak nyambung dengan tindakan,” ujar Dandhy di X @Dandhy_Laksono pada 12 Februari 2025.
Dandhy mengkritik keputusan pemerintah yang terus menambah staf baru. Ia berpendapat bahwa seharusnya pemerintah lebih memanfaatkan dan memberdayakan sumber daya manusia (SDM) yang sudah ada di dalam kementerian, alih-alih terus menambah beban anggaran dengan pengangkatan orang baru.
“Alih-alih memanfaatkan atau meng-upgrade SDM yang ada, justru terus menambah beban anggaran dengan mengangkat orang-orang seperti ini,” ungkapnya.
Sebelumnya, Deddy Corbuzier resmi dilantik oleh Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin, pada 11 Februari 2025 sebagai Staf Khusus di Kementerian Pertahanan (Kemhan). Pelantikan ini mendapat sorotan publik mengingat latar belakang Deddy yang dikenal sebagai pesohor di dunia hiburan.
Dalam unggahan di akun Instagram pribadinya, @sjafrie.sjamsoeddin, Sjafrie menyatakan bahwa pengangkatan Deddy Corbuzier dan lima staf khusus lainnya bertujuan untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam menjaga pertahanan nasional.
“Selasa, 11 Februari 2025 saya melantik Staf Khusus Kemhan dan penganugerahan Satya Lencana Dharma Pertahanan di kantor Kemhan Jakarta,” ujar Sjafrie dalam unggahannya.
Ia juga menambahkan bahwa pelantikan ini menunjukkan komitmen Kemhan untuk terus berinovasi dalam membangun pertahanan yang lebih tangguh.
"Dengan amanah baru ini, diharapkan lahir inovasi serta kebijakan yang semakin memperkokoh pertahanan nasional demi masa depan Indonesia yang lebih kuat dan berdaulat," tandasnya. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok