Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Awal Pemerintahan Prabowo Dinilai Bermasalah, Saidiman: Kabinet Tambun, Kebijakan Plin-Plan, Respons Presiden Kontroversial

Top Post Ad

Repelita Jakarta - Pengamat politik Saidiman Ahmad menyoroti berbagai permasalahan yang mencuat dalam awal pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Mulai dari pembentukan kabinet yang dinilainya tambun hingga respons presiden dan para pembantunya terhadap kritik publik.

Dikatakan Saidiman, pemerintahan ini dimulai dengan pemborosan, terlihat dari jumlah anggota kabinet yang besar.

"Presiden menakut-nakuti warga yang hendak berinvestasi di pasar modal," ujar Saidiman di X @saidiman.

Selain itu, ia menilai banyak kebijakan yang tidak konsisten, keputusan yang plin-plan, serta pernyataan kontroversial dari presiden dan jajaran menterinya.

"Inkonsistensi kebijakan, keputusan plin-plan, presiden ngenyek para pengkritik, ancaman fusi partai melalui koalisi permanen, mulai kembalinya doktrin dwi-fungsi," ucapnya.

Salah satu yang menjadi perhatian publik adalah cara presiden merespons kritik.

Dalam sebuah kesempatan, kepala negara terlihat meledek para pengkritik, bahkan melontarkan kata "Ndasmu" berkali-kali.

Pernyataan ini, menurut Saidiman, menunjukkan kurangnya sikap elegan dalam menyikapi kritik dari masyarakat.

"Persoalan-persoalan itu direspons secara kritis oleh publik," tukasnya.

Dampak dari ketidakstabilan ini, lanjutnya, dapat dilihat dalam berbagai sektor, termasuk perekonomian.

"Para pelaku pasar menunjukkan ketidakpercayaan dengan enggan berinvestasi melalui pasar modal," Saidiman menuturkan.

Para pelaku pasar modal menunjukkan ketidakpercayaan dengan menahan investasi, yang berkontribusi pada penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga hampir 15 persen dalam tiga bulan pertama pemerintahan.

"Hal ini terlihat dalam penurunan IHSG nyaris 15 persen dalam tiga bulan pertama pemerintahan," tambahnya.

Di sisi lain, kritik dari masyarakat semakin meluas, baik melalui aksi massa mahasiswa bertajuk Indonesia Gelap di berbagai kota maupun kampanye daring dengan tanda pagar #KaburAjaDulu.

"Raport merah pemerintahan dari masyarakat kelompok terdidik ditunjukkan melalui aksi massa mahasiswa di pelbagai kota yang mengangkat tajuk Indonesia Gelap," sebutnya.

Kata Saidiman, pada saat yang sama, dari sisi pemerintah, belum terlihat tanggapan elegan dan masuk akal.

"Yang justru muncul adalah sikap sinis pada kritikan publik. Presiden menyebut para pengkritik kebijakannya sebagai raja kecil," sesalnya.

"Dia bahkan mengeluarkan kata Ndasmu berkali-kali pada kritikan publik. Respons pembantu-pembantu presiden tak kalah tak bermutu," sambung dia.

Bahkan, kata Saidiman, seorang pembantu presiden yang ia tidak sebutkan namanya merespons tagar #KaburAjaDulu dengan kalimat mengusir.

"Pembantu Presiden menyatakan tak usah kembali. Seorang juru bicara meledek dengan merinci kebutuhan jika ingin merantau. Pembantu lain mengusulkan penggantian tagar," jelasnya.

Saidiman bilang, ini baru awal pemerintahan, namun tanda-tanda ketidakpuasan publik sudah sangat terlihat.

"Dan ini baru awal pemerintahan, sodara-sodara," tegasnya.

Jika pola komunikasi pemerintah tidak berubah, ia memperkirakan ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintahan ini akan semakin meningkat.

"Puncaknya adalah pernyataan Opung menanggapi aksi Indonesia Gelap dengan menyatakan Kau yang gelap," kuncinya.(*).

Editor: 91224 R-ID Elok

Below Post Ad


Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved