Repelita Jakarta - Wakil Menteri Luar Negeri Anis Matta mengungkapkan cara Presiden Prabowo mengelola pemerintahan dengan apa yang disebutnya sebagai mazhab survival. Ketum Partai Gelora ini menjelaskan bahwa tujuan setiap negara di dunia saat ini adalah bertahan hidup di tengah situasi geopolitik yang semakin tajam dan ancaman konflik besar yang bisa berujung pada perang dunia.
“Maksudnya begini, di tengah kontraksi geopolitik yang sangat tajam sekarang ini dan ancaman konflik besar-besaran yang bisa sampai pada tingkat perang dunia, pada dasarnya tantangan setiap negara mau besar, mau menengah, mau kecil sama, bisa bertahan hidup apa enggak?” ujar Anis dalam podcast DipTalk yang tayang di YouTube kumparan.
Anis juga menjelaskan bahwa banyak negara di dunia yang tak dapat bertahan di tengah gejolak konflik yang terjadi, termasuk negara-negara Islam. “Kalau kita ambil konteks dunia Islam. Siapa yang bisa bilang sekarang Libya masih negara? Sudan, Suriah, sekarang lewat. Kita nggak tahu dengan pemerintahan baru (Suriah) ini apakah bisa diterima dalam masyarakat internasional atau tidak walaupun tanda-tandanya mengarah ke situ. Tapi kan kita belum tahu,” jelasnya.
Anis melanjutkan, ancaman serupa juga dapat terjadi di negara-negara besar dan di Eropa maupun Amerika Latin. “Apa kita masih bisa bilang misalnya ancaman yang sama tidak terjadi untuk negara-negara seperti di Eropa, di Amerika Latin, bahkan di negara-negara besar sendiri kan. Jadi pertanyaan tentang survival itu adalah pertanyaan eksistensial bagi semua negara sekarang,” sambungnya.
Ketua umum Partai Gelora ini menekankan bahwa Presiden Prabowo memahami betul ancaman-ancaman yang ada di dunia saat ini. Oleh karena itu, bertahan hidup menjadi pendekatan utama dalam menjalankan pemerintahan.
Anis menjelaskan bahwa salah satu cara yang dilakukan Prabowo dalam mazhab survival adalah dengan menciptakan kedaulatan pangan dan energi. “Beliau mengatakan bahwa orientasi kita dalam pembangunan pada akhirnya itu adalah misalnya ekonomi kedaulatan. Kan isu ketahanan pangan, ketahanan energi, isu perumahan rakyat. Ini semua kan isu dasarnya adalah ekonomi kedaulatan,” papar Anis.
“Maksudnya adalah bahwa kita masih tetap bisa hidup seandainya terjadi perang di mana-mana kita masih bisa survive,” tegasnya. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok