Repelita Jakarta - Pengamat politik Rocky Gerung mengkritik keputusan Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid yang mengangkat Rudi Valinka sebagai staf khusus.
Menurut Rocky, pengangkatan Rudi Valinka yang memiliki jejak digital sebagai buzzer Presiden Jokowi dan sering mengkritik Prabowo Subianto sebagai keputusan yang blunder. Ia menilai langkah tersebut dapat merusak citra pemerintahan, terutama dalam aspek politik dan public relations.
"Keputusan ini dilihat sebagai langkah yang tidak bijak dalam politik dan public relations, terutama di era pemerintahan yang baru ini," ujar Rocky dalam pernyataannya.
Rocky menambahkan bahwa keputusan ini menimbulkan kekecewaan di kalangan netizen. Hal ini disebabkan oleh latar belakang Rudi Valinka yang dianggap kontroversial, mengingat ia pernah mengkritik Prabowo pada masa lalu.
"Langkah ini dapat memperburuk hubungan antara pemerintah dengan publik, mengingat ketegangan politik yang terjadi sebelumnya," lanjut Rocky. "Pemerintah harus lebih bijak dalam memilih pejabat publik dan staf khusus, agar tidak memperburuk citra politik yang sudah terbentuk."
Keputusan pengangkatan staf khusus yang menimbulkan kontroversi ini semakin memperlihatkan pentingnya perhatian terhadap dinamika politik dalam pengelolaan komunikasi publik, terutama di era di mana media sosial dan opini publik memiliki pengaruh besar.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok