Repelita, Jakarta - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri RI menanggapi kabar yang menyebut warga Palestina akan direlokasi ke Indonesia. Indonesia menyatakan sampai saat ini belum menerima informasi tersebut.
"Pemerintah RI tidak pernah mendapatkan informasi apapun mengenai hal ini," kata juru bicara Kemlu RI Rolliansyah Soemirat melalui pesan singkat, Senin (20/1/2025).
Wacana relokasi 2 juta penduduk Palestina di Gaza ini muncul dari utusan khusus Donald Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff. Indonesia disebut sedang menjadi pertimbangan untuk menampung 2 juta warga Palestina di Gaza.
"Indonesia, misalnya, adalah salah satu lokasi yang sedang dibahas untuk beberapa dari mereka," kata pejabat transisi Trump yang mengetahui hal itu kepada NBC News.
Relokasi 2 juta penduduk Palestina ini dilakukan untuk membangun kembali Gaza yang hancur akibat perang selama 15 bulan. Namun tidak diketahui pasti apakah penduduk Palestina setuju untuk direlokasi.
Gagasan relokasi sangat kontroversial di kalangan warga Palestina dan sesama orang Arab. Banyak yang percaya bahwa relokasi akan menjadi langkah pertama bagi Israel untuk memaksa mereka meninggalkan tanah mereka.
Serangan Israel di Gaza selama satu setengah tahun terakhir telah menewaskan lebih dari 45.000 orang di Gaza, yang sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, menurut pejabat kesehatan Palestina.
Pengeboman tersebut juga telah menghancurkan sistem kesehatan di daerah kantong itu dan mendorong orang-orang keluar dari rumah mereka dan masuk ke kamp-kamp tenda yang kumuh.
Gencatan senjata tahap pertama yang sempat tertunda beberapa jam di hari Sabtu (19/1) menghasilkan pertukaran sandera dan tahanan Palestina. Sedikitnya 90 tahanan Palestina dibebaskan dengan imbalan tiga sandera yang ditahan Hamas dikembalikan. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok