Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

"OCCRP Dituding 'Ngawur', Rocky Gerung: Pendukung Jokowi Tak Paham Dinamika Demokrasi"

 Tidak Kantongi Bukti Korupsi Jokowi, Ini Penjelasan OCCRP - Komparatif.ID

Repelita Jakarta - Tuduhan terhadap Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) muncul dari berbagai pihak yang menganggap lembaga tersebut tidak kredibel.

Salah satunya, Ketua umum Jokowi Mania, Immanuel Ebenezer, yang menyebut OCCRP 'ngawur' dan meragukan netralitas serta kredibilitas penilaiannya. Menurutnya, pencantuman nama mantan Presiden Jokowi dalam nominasi pemimpin paling korup dunia tidak didasarkan pada bukti yang jelas.

Rocky Gerung juga memberikan pandangannya terkait respons pendukung Jokowi. Ia mengkritisi mereka yang berusaha membenarkan setiap tindakan Jokowi, dengan menyatakan bahwa mereka seakan-akan tidak melihat realitas yang ada.

"Kawan-kawan pendukung Jokowi ini seharusnya mampu melihat bahwa setiap hari, setiap kali Anda memegang handphone, Anda bertukar informasi di situ, dan Anda mulai membujuk orang untuk percaya bahwa Jokowi itu bersih," ujarnya.

Rocky Gerung menilai cara berpikir tersebut menunjukkan pandangan yang sempit dan tidak memahami dinamika sistem global, khususnya dalam konteks demokrasi dan analisis opini publik. "Cara berpikir seperti itu jelas dungu," ungkapnya.

Ia menjelaskan bahwa OCCRP adalah lembaga riset yang bekerja berdasarkan analisis opini publik dan bertujuan untuk memperbaiki kualitas demokrasi, termasuk di Indonesia.

Dukungannya terhadap lembaga-lembaga seperti OCCRP berasal dari filantropi global yang bertujuan memperkuat institusi demokrasi, seperti yang dilakukan pada era reformasi dengan memberikan dukungan terhadap KPK dan KPU.

Menurut Rocky Gerung, investigasi OCCRP mencerminkan adanya defisit demokrasi di Indonesia, terutama dengan maraknya korupsi di kalangan elite politik.

Data yang digunakan oleh OCCRP, katanya, tidak hanya berasal dari wawancara pejabat, tetapi juga dari analisis informasi publik, kritik, dan diskusi di media sosial.

Ia menegaskan bahwa penolakan terhadap OCCRP dengan menyebutnya lembaga bayaran merupakan ketidakpahaman terhadap cara kerja sistem global.

"Itu adalah lembaga riset yang basisnya adalah opini publik, lembaga riset yang dasarnya ada keinginan untuk memperbaiki demokrasi di Indonesia," tegas Rocky Gerung. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved