Repelita, Jatigede - Presiden Prabowo Subianto menolak permintaan sejumlah siswa SD yang meminta tanda tangannya saat peresmian proyek strategis kelistrikan di Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede, Sumedang, Jawa Barat, pada Senin, 20 Januari 2025.
Di sela acara, Presiden Prabowo sempat disambut oleh sejumlah siswa SD yang mengucapkan permintaan saat salaman. Salah satu siswa mengungkapkan, "Bapak minta tanda tangan." Prabowo terlihat heran dan bertanya, "Tanda tangan?" Siswa tersebut menjawab, "Iya pak," sambil menunjukkan topi yang sudah siap dengan spidol.
Namun, Presiden Prabowo memberikan respons yang tak terduga. Ia berkata, "Tapi nanti rusak (topi) kamu." Walaupun para siswa tetap kukuh meminta tanda tangan, Prabowo menolak permintaan tersebut dengan mengatakan, "Jangan, nanti guru mu marah," serta berpesan agar siswa-siswa tidak merusak seragam mereka, "Jangan coret di baju-baju."
Dalam acara tersebut, Presiden Prabowo juga meresmikan 37 proyek ketenagalistrikan yang meliputi pembangkit, jaringan transmisi, dan gardu induk di 18 provinsi Indonesia. Ia menyampaikan bahwa proyek ini merupakan salah satu peresmian energi terbesar di dunia dengan kapasitas total mencapai 3,2 Gigawatt (GW).
"Saya mendapat kehormatan besar dan saya sangat bangga dapat hadir di Jatigede ini dalam rangka meresmikan kelompok proyek-proyek besar di 18 provinsi. Mungkin ini peresmian proyek energi terbesar di dunia yang kita resmikan, 3,2 Gigawatt (GW) sekaligus," ujar Presiden Prabowo.
Proyek ini terdiri dari 26 pembangkit listrik dengan kapasitas 3.222,75 Megawatt (MW) dan 11 jaringan transmisi serta gardu induk sepanjang 739,71 kilometer sirkit (km) dengan kapasitas 1.740 Megavolt Ampere (MVA).
Presiden menekankan pentingnya pengembangan sektor ketenagalistrikan untuk mendukung swasembada energi berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. "Betapa penting energi yang kita butuhkan untuk melangsungkan transformasi bangsa kita. Kita ingin menjadi negara modern, negara maju. Kita ingin meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia. Kita ingin menghilangkan kemiskinan dari bumi Indonesia, untuk itu kita butuh untuk menjadi negara industri," tambahnya.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok