Repelita Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri meminta kadernya untuk keluar dari partai jika sudah tidak sejalan. Ia menegaskan tidak ingin ada kader yang tidak memiliki pendirian atau bersikap plintat-plintut.
"Kalau enggak cocok sama PDIP, keluar aja. Gampang. Bukannya terus plintat plintut. Aku tuh capek ngurusin orang plintat-plintut," ujar Megawati dalam pidato politiknya saat HUT ke-52 PDIP.
Menurut Megawati, sikap plintat-plintut mencerminkan kemunafikan karena menunjukkan karakter bermuka dua. Ia mencontohkan kader yang tampak loyal tetapi membicarakan hal lain di belakang.
"Kayaknya PDIP, tapi di belakang ngomongin apa, gitu-gitu lo," tambahnya.
Megawati menyarankan kader yang tidak sejalan untuk pindah ke partai lain. Menurutnya, banyak partai baru yang dapat menjadi pilihan. Ia juga menyatakan bahwa membangun partai baru tidaklah mudah.
"Kalau mau ikut PDIP, ikut. Kalau enggak ya keluar, gitu aja. Lah kok susah," tegas Megawati.
Ia juga meminta kader yang ingin keluar untuk membuat surat pengunduran diri secara resmi. Menurutnya, lebih baik mundur daripada bersikap tidak konsisten.
"Siapa yang mau keluar dari PDIP? Ngomong. Cepat tulis surat. Entar tau-tau di belakang ada berita, lo mau dicari loh sama KPK," sindirnya.
Sebelumnya, DPP PDIP resmi memecat Presiden ke-7 RI Jokowi, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, dan Bobby Nasution sebagai kader partai. Pemecatan dilakukan karena pelanggaran kode etik partai.
Bobby telah bergabung dengan Partai Gerindra, sementara Jokowi dan Gibran belum berafiliasi dengan partai lain. PDIP juga memecat mantan anggota DPR Effendi Simbolon.
Ketua DPP PDIP Bidang Pemenangan Pemilu Eksekutif Deddy Yevri Hanteru Sitorus menjelaskan bahwa PDIP sengaja tidak memecat Jokowi saat masa kampanye Pilpres 2024 untuk menjaga martabatnya sebagai presiden.
"PDIP memiliki nilai etik dan moralitas politik untuk menjaga martabat Jokowi sebagai presiden yang harus dihormati semasa menjabat," ujar Deddy.
Pemecatan dilakukan setelah Pilpres 2024 dan melalui evaluasi menyeluruh terhadap kader di seluruh Indonesia. Deddy menambahkan, langkah ini bertujuan menegakkan disiplin partai tanpa ada narasi politis yang menyerang.
"Proses ini semata-mata untuk menegakkan aturan dan disiplin partai," tegas Deddy.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok