Repelita Jakarta - Presiden RI ke-7 Joko Widodo yang masuk nominasi presiden terkorup versi Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) masih menjadi perbincangan publik. Beberapa pihak bahkan membandingkannya dengan Presiden RI ke-2 Soeharto.
"Soeharto pernah menjadi presiden terkorup dunia, bahkan kelakuan bejatnya melebihi Ferdinand Marcos, rezim paling brutal dan gelap di Filipina," ujar pemerhati sosial dan politik, Jhon Sitorus, melalui akun media sosial pribadinya.
Ia juga menyentil para pendukung Jokowi yang kecewa dengan rilis OCCRP tersebut. "24 tahun kemudian, Jokowi hampir menyamai prestasi itu. Sayangnya, penjilat-penjilatnya banyak yang kecewa karena sesembahannya hanya menjadi finalis di daftar tokoh paling korup itu. Mereka sangat ingin Jokowi jadi juaranya di antara William Ruto, Bola Ahmed Tinubu, Hasina, Gautam Adani, dan Bashar Al-Assad," tulisnya.
OCCRP merilis daftar finalis "Person of the Year 2024" untuk kategori kejahatan terorganisir dan korupsi. Jokowi termasuk dalam daftar tersebut bersama beberapa tokoh dunia lainnya.
Jokowi menanggapi tuduhan tersebut dengan menyebutnya sebagai fitnah dan framing jahat yang tidak memiliki bukti. "Ya sekarang banyak sekali fitnah, banyak sekali framing jahat, banyak sekali tuduhan-tuduhan tanpa ada bukti. Orang bisa memakai kendaraan apa pun lah, bisa pakai NGO, bisa pakai partai, bisa pakai ormas untuk menuduh, membuat framing jahat," ujarnya.
Kontroversi ini terus menimbulkan perdebatan di tengah masyarakat dan menjadi perhatian berbagai pihak, baik di dalam maupun luar negeri. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok