Repelita Jakarta - Pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Sri Sultan Hamengkubuwono X pada Rabu, 15 Januari 2025, terus menjadi sorotan publik. Pasalnya, pertemuan tersebut dinilai mendadak dan terjadi sebelum pertemuan antara Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri.
Warganet pun ramai mengomentari pertemuan tersebut dengan menyebutnya sebagai pertemuan antara "raja palsu" dan "raja asli". Pegiat media sosial, Jhon Sitorus, memberikan julukan tersebut kepada Jokowi dan Sri Sultan HB X. Menurutnya, ada perbedaan mendasar antara kedua tokoh tersebut.
"Raja PALSU sedang menghadap RAJA ASLI," ujar Jhon Sitorus dalam cuitannya. Ia menjelaskan bahwa "raja palsu" tidak bisa bertahan lama di tahta dan hanya memiliki loyalitas dari penjilat yang mengaguminya karena materi. Sebaliknya, "raja asli" seperti Sri Sultan, menurutnya, mampu bertahan seumur hidup dan memiliki nilai-nilai luhur yang diwariskan turun-temurun.
Lebih lanjut, Jhon Sitorus menyebutkan bahwa raja asli memiliki abdi yang loyal seumur hidup tanpa memandang materi. "Raja asli hidup mempertahankan value, etika, dan moral agar nilai-nilai luhur nenek moyangnya tidak luntur. Orientasinya adalah masa depan bangsa, bukan kekuasaan semata," tambahnya.
Menanggapi pertemuan tersebut, Jokowi mengatakan bahwa pertemuan itu membicarakan isu geopolitik dan politik dunia. Ia menegaskan bahwa tidak ada pembicaraan mengenai politik Indonesia dalam pertemuan tersebut. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok