Repelita Jakarta - Setelah pemagaran laut sepanjang 30,16 kilometer di perairan Kabupaten Tangerang dan dua kilometer di perairan Kabupaten Bekasi, kini giliran perairan Jakarta Utara menghadapi masalah serupa. Jajaran bambu membentang sepanjang 1,5 kilometer ditemukan di dekat Pulau C reklamasi, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.
Pemerintah Kota Jakarta Utara mengaku belum mengetahui keberadaan pagar laut bambu tersebut. "Kami belum dapat info terkait keberadaan pagar ini, coba nanti saya cek dulu dari Suku Dinas KPKP dan Kelurahan Kamal Muara," kata Wakil Wali Kota Jakarta Utara Juaini Yusuf di Jakarta.
Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Perikanan (KPKP) Jakarta, Unang Rustanto, menyatakan bahwa izin pemanfaatan ruang laut merupakan kewenangan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). "Untuk perizinan ini tepatnya Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (KKPRL) ada di Kementerian Kelautan dan Perikanan," ujarnya.
Sejumlah nelayan di Kamal Muara mengeluhkan dampak pagar laut tersebut terhadap aktivitas mereka. "Pagar laut yang terbentang ini mengganggu aktivitas kami dan meresahkan," ungkap Udin, seorang nelayan setempat.
Menurut Udin, pagar tersebut menyebabkan biaya operasional meningkat karena mereka harus memutar jalur, sehingga membutuhkan lebih banyak bahan bakar. Selain itu, hasil tangkapan ikan dan udang berkurang sejak pagar itu berdiri. "Harapannya tidak ada pagar lagi di perairan ini agar kami dapat bebas untuk mencari ikan dan udang," ujarnya.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah melakukan langkah untuk menangani masalah ini. Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Jakarta, Suharini Eliawati, menjelaskan bahwa pihaknya bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mengukur panjang pagar menggunakan drone.
“Hasil pengukuran menunjukkan panjang pagar sekitar 500 meter. Saat ini, tidak ada perpanjangan atau penambahan volume pagar,” kata Suharini.
Pemprov DKI Jakarta juga berupaya mencari tahu pihak yang mendirikan pagar laut tersebut. Namun, hingga kini belum ada informasi jelas mengenai siapa pemiliknya.
Nelayan menyebut bahwa pagar laut bambu tersebut telah berdiri sejak dua bulan terakhir, membentang di tiga titik, dengan titik terpanjang mencapai 1,5 kilometer. Pagar ini berada di lokasi strategis, namun mengganggu aktivitas pencarian ikan dan udang di wilayah tersebut. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok