Repelita Jakarta - Ketua DPD RI Sultan Bachtiar Najamudin kembali menjadi sorotan setelah memberikan ide kontroversial terkait pendanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Setelah sebelumnya mengusulkan pemanfaatan dana zakat untuk program tersebut, Sultan kini kembali melontarkan gagasan untuk menggunakan dana yang disita dari koruptor untuk mendukung anggaran MBG.
Ide pertama Sultan mengenai pemanfaatan zakat rakyat untuk program MBG langsung mendapat penolakan keras dari pihak Istana.
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) AM Putranto menegaskan bahwa gagasan tersebut sangat memalukan, mengingat pemerintah sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp71 triliun untuk program tersebut.
"Sudah dianggarkan sejumlah Rp71 triliun itu. Jadi, enggak ada yang ngambil dari mana? Zakat. Itu sangat memalukan," ujarnya dengan tegas.
Tak berhenti di situ, Sultan Bachtiar kembali dengan gagasan baru. Kali ini, dia menyarankan agar dana yang selama ini disimpan oleh koruptor dan pengemplang uang negara yang berada di luar negeri dapat digunakan untuk memperbesar anggaran MBG.
"Bahkan jika perlu kami juga akan memberikan masukan ke pemerintah agar dana para koruptor atau pengemplang uang negara yang selama ini banyak disimpan di luar negeri agar digunakan untuk menyukseskan program MBG," jelasnya di Jakarta, 16 Januari 2025.
Sultan mengungkapkan bahwa tugasnya di parlemen adalah untuk memberikan masukan dan gagasan. Dia mengajak pihak yang tidak setuju untuk menyanggah dengan pendekatan rasional, bukan emosional.
"Tugas kita sebagai anggota parlemen adalah bersuara. Jika ada yang merasa keberatan atau tidak pas silakan disanggah dengan pendekatan komunikasi publik yang rasional, bukan emosional," tuturnya.
Sultan juga menegaskan bahwa masyarakat Indonesia yang dikenal dermawan dan gotong royong harus dilibatkan dalam program MBG agar lebih berhasil.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok
