Repelita Jakarta - Pihak Istana merespons persoalan di Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. Pada Senin, demo ASN dilakukan di kantor Kemendikti Saintek di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta.
Unjuk rasa tersebut dipicu dugaan perilaku arogan dan kasar yang dilakukan Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Mendikti Saintek), Satryo Soemantri Brodjonegoro. Istana Kepresidenan meyakini masalah ini dapat diselesaikan dengan kepala dingin.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi. "Sejauh ini kita yakin bisa diselesaikan dengan dialog dari hati ke hati dan kepala dingin," katanya, Senin. Ia menambahkan pihaknya menunggu hasil dialog yang akan dilakukan kementerian tersebut. "Kita tunggu saja hasil dialog yang akan dilakukan di internal kementerian," jelasnya.
Selain Istana, pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI turut merespons aksi demonstrasi tersebut. Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, menyatakan DPR berkomitmen melalui komisi teknis terkait untuk melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja Mendikti Saintek Satryo. "Tentunya nanti kita akan minta komisi teknis yang terkait dengan kementerian juga untuk melakukan pemantauan dan evaluasi-evaluasi jika dianggap perlu," kata Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. Ia menambahkan bahwa DPR akan menelusuri polemik yang terjadi di Kemendikti Saintek. "Kita akan pelajari, kita akan kaji," imbuhnya.
Para pegawai Kemendikti Saintek yang melakukan aksi unjuk rasa merasa diperlakukan tidak adil oleh Mendikti Saintek Satryo Soemantri Brodjonegoro. Mereka mengenakan pakaian serba hitam dan membawa spanduk protes yang menyatakan bahwa mereka bukan pegawai pribadi Satryo dan istrinya. Selain itu, pegawai juga mengirimkan karangan bunga sebagai bentuk perlawanan terhadap dugaan tindakan sewenang-wenang yang dilakukan oleh Satryo.
Menanggapi hal tersebut, Satryo menilai unjuk rasa ini dipicu oleh upaya mutasi besar-besaran yang dilakukan oleh kementerian. Ia menjelaskan langkah tersebut merupakan bagian dari reformasi untuk menghemat anggaran pemerintah sesuai arahan Presiden. "Kami ingin membenahi kementerian ini agar lebih efisien," terangnya di Institut Teknologi Bandung (ITB) setelah menghadiri pelantikan rektor, Senin. Satryo juga membantah tuduhan arogansi dan penamparan. "Ini tidak ada penamparan sama sekali. Informasi itu sama sekali tidak benar," tegasnya.
Sementara itu, Neni Herlina, seorang pegawai Kemendikti Saintek yang diduga dipecat oleh Satryo, berencana melapor ke Komisi X DPR RI. Ia mengaku telah menghubungi anggota Komisi X DPR RI Ferdiansyah dari Fraksi Partai Golkar. "Saya bilang besok Insya Allah kita mau ke DPR. Kita kan banyak bidang yang sering berurusan dengan DPR," tutur Neni di Kantor Kemendikti Saintek, Jakarta, Senin.
Neni juga membuka peluang untuk melapor ke Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) jika surat pemberhentiannya sudah dikeluarkan. Ia berharap protes para pegawai dapat menjadi koreksi bagi para pemimpin di Kemendikti Saintek.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok