Repelita Jakarta - Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, mengungkapkan bahwa ia hampir menjadi korban penipuan yang melibatkan kecerdasan buatan (AI). Para penipu menggunakan teknologi AI untuk meniru suara seorang pemimpin negara ASEAN dan mencoba meminta sumbangan atas nama negaranya.
Paetongtarn mengungkapkan bahwa penipu tersebut mengiriminya klip suara melalui aplikasi obrolan. "Suaranya sangat jelas dan saya langsung mengenalinya. Mereka mengirim klip suara, isinya mengatakan semacam: 'Apa kabar? Saya ingin bekerja sama' dan seterusnya," katanya, meskipun ia tidak mengungkapkan siapa pemimpin negara ASEAN yang suaranya dipalsukan.
Menerima pesan tersebut, Paetongtarn membalas melalui pesan teks. Penipu itu kemudian menghubunginya lewat panggilan telepon malam hari, namun ia tidak menjawab karena sedang tidur. Keesokan harinya, Paetongtarn menyadari ada panggilan tak terjawab dari penipu tersebut dan segera meminta maaf atas ketidakhadirannya.
Penipu itu kemudian mengirimkan klip suara lain yang meminta sumbangan, mengklaim bahwa Thailand adalah satu-satunya negara ASEAN yang belum menyumbang. Pada saat itulah, Paetongtarn menyadari bahwa dirinya menjadi sasaran penipuan.
"Pesan suara ini membuat saya sadar bahwa saya ditipu. Nomor rekening bank yang diberikan juga bukan milik negara tetangga," jelasnya.
Paetongtarn segera memerintahkan Menteri Ekonomi dan Masyarakat Digital, Prasert Chantararuangthong, untuk menyelidiki kasus ini. Ia juga menduga bahwa penipu itu memperoleh kontaknya dari seseorang yang dekat dengannya yang telah menjadi korban geng penipu tersebut.
"Saya ingin mengingatkan semua orang untuk berhati-hati saat menerima pesan suara atau panggilan, meskipun itu tampak asli," tambahnya.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok