Repelita, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah menilai bahwa fenomena politik liberal yang berkembang di Indonesia telah banyak merugikan semangat konsolidasi dan keharmonisan nasional.
Ia berpendapat bahwa politik liberal cenderung menciptakan perpecahan, memungkinkan masyarakat saling bertikai, dan bahkan menghina satu sama lain. Menurutnya, dampak dari pertengkaran politik ini tidak memberikan perubahan yang signifikan.
Fahri juga mengungkapkan bahwa politik Pancasila harus dikembalikan sebagai dasar utama narasi persatuan bangsa. Ia menilai bahwa perkembangan teknologi, khususnya kebebasan media sosial, justru menciptakan ruang bagi saling menegasikan di antara sesama warga negara.
"Saat ini, kita sedang dihadapkan pada godaan mengikuti model negara seperti China yang berhasil maju pesat dalam satu generasi. Namun, ada risiko besar dalam mengadopsi sistem yang terlalu otoriter," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa negara-negara barat dengan politik liberalnya, justru menghadapi masalah dalam hal konsolidasi nasional. Fahri menyebutkan, peperangan yang terjadi di negara-negara tersebut turut menurunkan moral bangsa-bangsa yang mengadopsi sistem demokrasi.
Fahri pun mendorong Presiden Prabowo Subianto untuk terus mengkonsolidasikan bangsa Indonesia dengan komando politik yang tegas, yang bisa menghidupkan kembali jati diri bangsa guna membangun kekuatan masa depan.
"Saya juga mendorong untuk meninggalkan partai-partai ekstremis yang menganggap diri mereka lebih penting dari negara. Kita memerlukan komando politik baru yang bisa memberikan arah yang lebih baik untuk masa depan," tambahnya.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok