Repelita Jakarta - Sejak beberapa hari terakhir, coretan bertuliskan "Adili Jokowi" membanjiri sejumlah sudut Kota Jakarta. Coretan-coretan ini muncul dengan cepat dan menambah riuh suasana di ibukota.
Hingga kini, belum diketahui siapa yang bertanggung jawab atas aksi tersebut. Namun, banyak yang mengaitkan fenomena ini dengan masuknya nama Presiden Joko Widodo dalam daftar pemimpin terkorup dunia versi OCCRP.
Salah satu akun X, @opposite6888, menilai coretan "Adili Jokowi" ini sebagai sejarah yang berulang. Akun tersebut mengingatkan peristiwa serupa yang terjadi pada tahun 1998 saat akhir masa jabatan Presiden Soeharto. "Ini pernah terjadi pada 1998 setelah lengsernya Soeharto. Dan kini sejarah berulang," tulisnya.
Reaksi keras terhadap Jokowi juga datang dari jurnalis senior Hersubeno Arief. Dalam komentarnya, Arief menilai bahwa daftar OCCRP ini merusak citra Jokowi yang selama ini dikenal baik. "Jadi, memang dari sisi opini publik atau persepsi publik, bukan hanya domestik, tapi juga internasional, terhadap Jokowi, ini betul-betul hancur-hancuran," jelasnya di channel YouTube pribadinya.
Arief menambahkan, dampak dari laporan OCCRP ini menyebabkan reaksi kuat, salah satunya dengan munculnya grafiti yang menuntut agar Jokowi diadili. "Terutama di Jakarta, hari-hari ini banyak sekali grafiti atau coretan di dinding yang menuntut agar Jokowi diadili," jelasnya.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok