Skandal DWP, IPW Desak 34 Oknum Polisi Pemeras Penonton Dipecat

 

Repelita, Jakarta - Indonesia Police Watch (IPW) mendesak Polda Metro Jaya untuk membentuk Majelis Kode Etik sebagai respons terhadap kasus dugaan pemerasan yang melibatkan oknum personel Kepolisian terhadap penonton "Djakarta Warehouse Project" (DWP).

Ketua IPW, Sugeng Teguh Santoso, mengungkapkan bahwa tindakan pemerasan ini harus mendapat hukuman berat, yakni pemecatan. Sugeng menyebutkan bahwa kasus ini memalukan Indonesia di mata internasional dan mencerminkan pola kebiasaan buruk yang dilakukan oleh sejumlah oknum kepolisian.

"Pemerasan ini juga mengabaikan kenyataan bahwa korban-korban yang diperas adalah warga negara Malaysia, yang memiliki pandangan stereotip buruk terhadap Indonesia," ungkap Sugeng. Ia juga menambahkan bahwa oknum yang terlibat dalam kasus ini tampaknya sudah terbiasa menyalahgunakan kewenangannya. Oleh karena itu, pemecatan dianggap sebagai langkah yang tepat.

Sugeng menegaskan bahwa tindakan pemerasan ini merupakan tindak pidana yang terjadi dalam jabatan, yang dapat dikategorikan sebagai tindak pidana korupsi. IPW juga mendorong Komisi Tindak Pidana Korupsi (Kortastipidkor) untuk menangani kasus ini karena sudah masuk dalam ranah pidana.

Seiring dengan itu, Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Polisi Karyoto, melakukan rotasi pada 34 personel Polda Metro Jaya yang diduga terlibat dalam pemerasan terhadap pengunjung DWP di JIExpo Kemayoran pada 13-15 Desember 2024. Rotasi tersebut tertuang dalam Surat Telegram (ST) Kapolda Metro Jaya Nomor: ST/429/XII/KEP.2024, yang diterbitkan pada 25 Desember 2024.

Sebanyak 21 anggota Direktorat Reserse Kriminal Narkoba, 7 anggota Polres Metro Jakarta Pusat, Kapolsek Tanjung Priok, dan 5 anggota Polsek Kemayoran dirotasi untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga