Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Roy Suryo Soroti Pentingnya Memahami Sejarah UGM Lewat Nitilaku 2024

 

Repelita, Jakarta 15 Desember 2024 – Dr. KRMT Roy Suryo memberikan pandangannya tentang Nitilaku 2024 yang digelar Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai rangkaian kegiatan Lustrum ke-15 serta peringatan Hari Jadi UGM ke-75. Roy Suryo menekankan pentingnya memahami dan menjaga keaslian sejarah UGM sebagai kampus kerakyatan yang memiliki peran signifikan dalam perjalanan bangsa Indonesia.

Menurut Roy Suryo, kegiatan Nitilaku bukan hanya sekadar acara tradisional tetapi juga refleksi penting untuk memupuk kesadaran tentang sejarah UGM yang unik. UGM, sebagai salah satu kampus yang memiliki ikatan kuat dengan Kraton Yogyakarta, pernah menggunakan kompleks Kraton sebagai lokasi awal pendidikannya saat berdiri pada 1949.

“UGM tidak bisa lepas dari sejarahnya bersama Kraton Jogja. Kampus awalnya tersebar di kompleks Keraton seperti Ngasem, Mangkubumen, Kadipaten, dan Jetis. Bahkan, kamar kereta disulap menjadi laboratorium, kandang kuda menjadi rumah sakit, dan ruang pelayan menjadi aula dan ruang kuliah,” ujar Roy Suryo.

Dia juga menggarisbawahi bahwa Nitilaku 2024 menjadi sarana bagi alumni dan masyarakat untuk kembali ke prinsip “JasMerah” – Jangan Sekali-sekali Meninggalkan Sejarah. Roy Suryo berharap agar setiap elemen UGM dapat memahami pentingnya prinsip ini untuk menjaga keaslian kampus sebagai pusat pendidikan kerakyatan.

Acara ini juga dihadiri oleh tokoh-tokoh penting seperti Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, serta sejumlah alumni terkemuka seperti Prof. Mahfud MD dan Ganjar Pranowo. Namun, Roy Suryo menegaskan bahwa acara ini harus tetap berfokus pada esensi dan tujuan asli UGM tanpa campur tangan elemen yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kampus.

Kesimpulannya, Roy Suryo memandang bahwa UGM harus berani menyatakan kebenaran tanpa kompromi, baik dalam aspek sejarah maupun dinamika kampus. Ini sejalan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Hymne Gadjah Mada, yang menyerukan kesetiaan kepada bangsa, ibu pertiwi, dan kejayaan Nusantara.

“Memahami sejarah ini bukan sekadar untuk nostalgia, tetapi untuk membangun kesadaran kolektif akan kontribusi UGM bagi bangsa dan negara, menjaga persatuan, serta mengutamakan kebudayaan yang luhur demi kejayaan Nusantara,” tutup Roy Suryo.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved