Prabowo Hentikan Sementara Anggaran IKN, Fokus pada Prioritas Sektor Pangan dan Energi
Jakarta, 1 Desember 2024 – Presiden Prabowo Subianto telah memutuskan untuk menghentikan sementara alokasi anggaran pembangunan infrastruktur Ibu Kota Nusantara (IKN).
Keputusan ini disampaikan oleh Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo, yang menjelaskan bahwa Presiden Prabowo telah menginstruksikan Menteri Keuangan, Sri Mulyani, untuk menunda pendanaan proyek tersebut.
Langkah ini diambil untuk mengalihkan anggaran ke sektor-sektor yang dianggap lebih mendesak, seperti ketahanan pangan, air, dan energi.
Keputusan ini mengundang perhatian banyak pihak, termasuk pengamat politik Rocky Gerung. Menurutnya, langkah ini merupakan indikasi adanya tekanan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Rocky menilai, keputusan untuk menghentikan sementara pendanaan IKN mencerminkan adanya krisis dalam APBN. Ia menambahkan bahwa janji Prabowo untuk melanjutkan proyek infrastruktur yang digagas Presiden Jokowi, termasuk pembangunan IKN, kini dihadapkan pada keterbatasan anggaran dan minimnya minat investor asing.
Prabowo, lanjut Rocky, tetap berkomitmen untuk melanjutkan proyek infrastruktur tersebut, namun keberhasilan proyek ini tergantung pada ketersediaan dana dan dukungan investor yang sampai saat ini belum terealisasi.
Keputusan ini menjadi pukulan bagi Presiden Jokowi, yang sebelumnya berharap bahwa proyek IKN dapat menjadi warisan besar di masa pensiunnya.
Kepala OIKN Cari Pendanaan Lewat Utang
Megaproyek Ibu Kota Nusantara (IKN) kini menghadapi tantangan besar di bawah pemerintahan Prabowo. Dengan anggaran yang terus tertekan, Kepala Otorita IKN (OIKN), Basuki Hadimuljono, sedang berusaha keras mencari pendanaan, termasuk melalui utang.
Proyek IKN yang membutuhkan dana sekitar Rp466 triliun ini terancam mangkrak jika tidak segera mendapatkan pendanaan yang cukup. OIKN kini menjajaki kerja sama dengan Asian Development Bank (ADB) untuk mendukung pembangunan IKN.
Basuki mengusulkan skema pendanaan melalui proyek strategis yang tercantum dalam “bluebook” Bappenas. ADB berkomitmen memberikan dukungan dalam tiga pilar utama: perencanaan kota cerdas dan berkelanjutan, pengurangan dampak lingkungan, serta mobilisasi pendanaan untuk keberlanjutan proyek.
Namun, meskipun ada dukungan internasional, proyek ini tetap menghadapi kendala besar berupa kurangnya minat dari investor global. Banyak perusahaan, termasuk Softbank, yang telah menarik diri dari proyek ini.
Minimnya Minat Investor
Menurut ekonom dari UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, proyek IKN dinilai lemah secara kelayakan investasi. Hal ini tercermin dari sepinya minat investor yang menunjukkan ketidaksiapan pemerintah dalam menjalankan proyek ini.
Penghentian Anggaran IKN
Menteri Keuangan, Sri Mulyani, yang bertindak atas arahan Presiden Prabowo, menandai anggaran infrastruktur baru dengan tanda bintang, yang menandakan penghentian sementara anggaran untuk pembangunan IKN.
Dengan minimnya investor dan tekanan finansial negara, banyak pihak khawatir megaproyek IKN akan terhenti dan gagal. Tantangan besar yang dihadapi adalah memastikan adanya pendanaan yang berkelanjutan agar pembangunan proyek ini dapat terus berjalan.
IKN kini berada di persimpangan antara peluang besar untuk menjadi simbol baru Indonesia atau risiko menjadi proyek gagal. Hanya waktu yang akan memberikan jawaban.
Editor: Ani Qaila Ramadhan