Rinny Budoyo: Pembentukan Danantara Jadi Langkah Canggih Prabowo ‘Mengurangi’ Kekuasaan Erick Thohir
Pembentukan Dana Anagata Nusantara (Danantara) oleh Presiden Prabowo Subianto mendapat sorotan dari berbagai pihak. Rinny Budoyo menilai langkah ini sebagai strategi yang sangat cermat untuk mengurangi kekuasaan Menteri BUMN, Erick Thohir.
Menurut Rinny, pembentukan Danantara bukan hanya inovatif, tetapi juga merupakan strategi politik untuk mengalihkan pengelolaan aset besar BUMN dari Kementerian BUMN ke entitas yang lebih terpusat di bawah kendali presiden. Hal ini dinilai sebagai langkah yang signifikan untuk mengurangi peran Erick Thohir dalam pengelolaan aset negara yang besar.
“Dengan adanya Danantara, pengelolaan aset BUMN besar seperti Pertamina, Telkom, Bank Mandiri, dan PLN, yang sebelumnya di bawah Kementerian BUMN, kini berada dalam kendali yang lebih terpusat,” kata Rinny. “Kekuasaan Erick Thohir benar-benar dikebiri,” tambahnya.
Rinny mengilustrasikan perubahan ini dengan menyebutkan bagaimana aset negara yang sebelumnya dikelola oleh Kementerian BUMN, dengan total sekitar Rp10.000 triliun, akan menyusut drastis menjadi hanya sekitar 10% dari nilai tersebut setelah pengalihan ke Danantara. Hal ini menggambarkan perubahan besar dalam struktur kekuasaan.
Lebih lanjut, Rinny menyebutkan bahwa langkah ini merupakan bagian dari "catur politik" Prabowo untuk mengurangi dominasi Erick Thohir, yang memiliki kedekatan dengan pemerintahan sebelumnya. Dengan pengalihan kekuasaan ini, Erick Thohir akan lebih fokus pada pengelolaan aset yang jauh lebih kecil, sementara Danantara akan mengelola aset yang jauh lebih besar.
Di sisi lain, Rinny juga menggarisbawahi visi jangka panjang dari Danantara. Dengan konsep yang mirip dengan Temasek di Singapura dan Khazanah di Malaysia, Danantara diharapkan dapat memberikan keuntungan besar yang akan digunakan untuk mendukung program sosial masyarakat, sesuai dengan semangat Pasal 33 UUD 1945.***
Editor : Elok R-ID