Repelita Jakarta - Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto membuat pernyataan kontroversial melalui sebuah video singkat, tidak lama setelah dirinya ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK dalam kasus Harun Masiku.
Hasto menyebut bahwa situasi yang dihadapinya merupakan bagian dari perjuangan, seperti Bung Karno saat memimpin PNI pada era kolonial yang kerap dipenjara hingga diasingkan. Pernyataan ini menuai tanggapan beragam dari berbagai pihak.
Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie, menyatakan bahwa perbandingan tersebut tidak masuk akal. "Bung Karno tidak pernah menyuap KPU atau melindungi pelaku kejahatan pemilu seperti Harun Masiku," kata Jerry. Ia menambahkan bahwa menyamakan perjuangan Bung Karno dengan Hasto adalah perbandingan yang tidak relevan.
Jerry juga menyinggung keterlibatan mantan Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly, dalam kasus tersebut. "Kader PDIP lainnya seperti Yasonna Laoly juga bisa jadi tersangka oleh KPK. Apalagi dia sudah dicekal agar tidak bisa keluar negeri," tandas Jerry.
Kritik juga datang dari Didi Mahardika Soekarno, anggota keluarga Bung Karno, yang menyebut pernyataan Hasto sebagai penyesatan logika. "Bung Karno melawan sistem hukum kolonial yang menindas Indonesia. Sangat tidak relevan jika perjuangan beliau disamakan dengan manuver Hasto untuk menghindari tanggung jawab hukum," ujar Didi.
Dalam video berdurasi 4 menit 28 detik, Hasto mengaku telah memahami risiko perjuangannya. Ia mengklaim mengikuti ajaran Bung Karno tentang pentingnya pengorbanan demi cita-cita kemerdekaan dan keadilan.
"Maka sebagai murid Bung Karno, saya mengikuti prinsip non-cooperation yang beliau pegang. Penjara pun adalah bagian dari pengorbanan untuk cita-cita," tegas Hasto.
Pernyataan ini memicu pro dan kontra di kalangan publik, terutama mengingat KPK telah menegaskan adanya unsur pelanggaran hukum dalam kasus yang menyeret Hasto.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok