Repelita, Jakarta, 14 Desember 2024 – Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johanis Tanak merespons pernyataan anggota Dewan Pengawas KPK, Syamsuddin Haris, yang menilai pimpinan KPK memiliki nyali kecil dalam pemberantasan korupsi.
Johanis Tanak membandingkan penilaian tersebut dengan komentar seorang penonton sepak bola yang merasa dirinya lebih hebat daripada pemain yang sedang bertanding.
Johanis menilai penilaian itu menunjukkan bahwa orang yang memberikan komentar merasa superior tanpa benar-benar memahami kondisi di lapangan. Menurutnya, penanganan kasus korupsi bukan hanya soal memiliki keberanian, tetapi juga melibatkan proses hukum yang kompleks.
"Penanganan suatu perkara pidana tidak hanya didasarkan pada nyali seperti yang disebutkan Syamsuddin Haris, tetapi bagaimana peristiwa hukumnya itu sendiri. Tidak setiap perbuatan dapat dikualifikasi sebagai peristiwa pidana," ujarnya.
Syamsuddin sebelumnya mengomentari sejumlah pelanggaran etik yang melibatkan tiga pimpinan KPK. Pelanggaran tersebut membuat pimpinan tidak dapat memberikan contoh integritas yang baik bagi para anggota KPK.
Dalam konteks ini, Syamsuddin menyebut bahwa pimpinan KPK saat ini masih membutuhkan nyali yang lebih besar untuk memberantas korupsi secara efektif. Namun, Johanis menegaskan bahwa keberhasilan pemberantasan korupsi tergantung pada proses hukum yang benar dan bukan hanya keberanian pribadi.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok
