Repelita, Jakarta 17 Desember 2024 – Pengamat politik Rocky Gerung berpendapat bahwa Presiden Joko Widodo akan dikenang sebagai pemimpin yang merusak demokrasi di Indonesia.
Gerung menilai tindakan manipulatif Jokowi, termasuk mendorong Mahkamah Konstitusi untuk meloloskan anaknya, Gibran Rakabuming Raka, dalam pencalonan politik, merupakan pelanggaran besar terhadap konstitusi dan etika politik yang akan tercatat dalam sejarah.
Menurut Rocky Gerung, upaya Jokowi untuk memperkuat pengaruh keluarganya dalam panggung politik adalah bentuk penyalahgunaan kekuasaan yang merusak integritas demokrasi.
“Jokowi akan dicatat oleh sejarah sebagai seorang pemimpin yang tidak hanya mengabaikan etika, tetapi juga melakukan manipulasi konstitusional demi kepentingan pribadi dan keluarganya. Ini adalah pelanggaran besar terhadap prinsip demokrasi yang seharusnya dijaga,” ujar Gerung.
Gerung menyebutkan bahwa tindakan meloloskan anaknya melalui proses hukum Mahkamah Konstitusi adalah contoh nyata dari penyalahgunaan kewenangan dan pelanggaran terhadap nilai-nilai keadilan dalam proses berdemokrasi.
Menurut Gerung, tindakan ini akan mencoreng citra Jokowi dalam sejarah politik Indonesia sebagai pemimpin yang memperburuk integritas politik dan merusak stabilitas demokrasi.
Selain itu, Gerung juga menyebutkan bahwa Jokowi telah memicu konflik internal di partai-partai politik, khususnya PDIP.
Dengan memanfaatkan posisinya sebagai Presiden, Jokowi dinilai telah mempengaruhi dinamika politik partai besar, yang berujung pada perpecahan internal di PDIP.
“PDIP menjadi salah satu partai yang terdampak besar akibat politik manipulatif Jokowi. Ia tidak hanya memecah belah partai ini, tetapi juga memperburuk kualitas politik di Indonesia secara keseluruhan,” ungkap Gerung.
Gerung menambahkan bahwa dalam jangka panjang, sejarah akan mencatat bahwa Jokowi bukan hanya gagal membangun demokrasi yang sehat, tetapi juga merusak sistem politik demi kepentingan pribadi dan keluarganya.
“Jokowi akan dikenang sebagai orang yang tidak memperkuat demokrasi, malah justru merusaknya dengan tindakan-tindakan yang tidak etis dan tidak konstitusional,” tutup Rocky Gerung.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok