Kenapa Megawati Tidak Membacakan Pemecatan Jokowi dan Gibran? PDIP Sindir Penyalahgunaan Kekuasaan

 

Jakarta, 16 Desember 2024 - Secara resmi, Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, dan Bobby Nasution dipecat dari keanggotaan PDIP. Pemecatan ini tertuang dalam Surat Keputusan Nomor 1649/KPTS/DPP/XII/2024.

Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan, Komarudin Watubun, menyatakan dalam keterangan video bahwa Jokowi mendapatkan sanksi berupa pemecatan dari PDIP.

"Memberi sanksi organisasi berupa pemecatan kepada Joko Widodo dari keanggotaan PDIP," ujarnya.

Surat ini ditandatangani langsung oleh Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, dan Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto. Dalam surat tersebut, PDIP mengungkap sejumlah pertimbangan yang menjadi dasar pemecatan Jokowi hingga Gibran.

Salah satu pertimbangannya adalah pelanggaran AD/ART, kode etik, dan disiplin partai yang telah dilakukan Jokowi. PDIP juga menuduh Jokowi menyalahgunakan kekuasaan dengan melakukan intervensi terhadap Mahkamah Konstitusi.

Selain itu, akun X @Jhonsitorus_18 mempertanyakan mengapa bukan Megawati yang membacakan pemecatan Jokowi dan Gibran.

Menurut akun tersebut, mengucapkan nama-nama pengkhianat akan menjadi sebuah kehinaan bagi seorang pejuang konstitusi seperti Megawati.

Ia juga menilai bahwa PDIP masih menunjukkan itikad baik dengan memecat Jokowi setelah mantan Presiden Indonesia tersebut tidak lagi menjabat.

"Agar tetap menjaga marwah Presiden Republik Indonesia, PDIP menunggu hingga Jokowi pensiun sebelum memecatnya. Ini tanda etika dalam memperlakukan seorang kepala negara," cuit akun tersebut.

Netizen tersebut juga menyindir Jokowi sebagai pengkhianat yang harus rela meninggalkan PDIP, membawa anak-anak dan menantunya untuk memulai perjalanan baru.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga