Heboh Kontroversi Gelar Doktor Sang Menteri, Deolipa Singgung Dugaan Gratifikasi Pejabat UI

Repelita, Jakarta 18 Desember 2024 – Praktisi hukum, Deolipa Yumara, mendesak pihak rektorat Universitas Indonesia (UI) untuk transparan dalam proses investigasi terkait gelar doktor salah seorang menteri. Deolipa mencurigai adanya dugaan gratifikasi dalam proses pemberian gelar tersebut.

Menurut Deolipa, sejumlah kejanggalan muncul, seperti nilai cumlaude yang tidak sesuai dengan masa pendidikan, serta dugaan pencatutan data. Deolipa menyebut bahwa ada informasi terkait promosi gelar yang melibatkan orang dekat sang menteri, yang menjadi perhatian dalam dugaan gratifikasi ini.

Deolipa menegaskan bahwa penangguhan gelar doktor perlu disikapi dengan sanksi tegas. Setidaknya, gelar tersebut dapat diganti menjadi doktor biasa atau dibatalkan, meskipun hal ini dapat mencoreng reputasi UI.

Deolipa juga menyampaikan bahwa isu ini telah memunculkan petisi dari Ikatan Alumni UI (Iluni UI), yang mencapai sekitar 20.000 tanda tangan. Petisi tersebut menuntut evaluasi atau pembatalan gelar doktor sang menteri.

Deolipa menggarisbawahi pentingnya isu ini untuk ditangani secara serius, terutama di tengah kepemimpinan rektor dan wakil rektor baru di UI. Ia meminta kampus untuk lebih jeli dalam menangani persoalan ini, mengingat gelar cumlaude seharusnya menunjukkan kesempurnaan nilai IPK yang mencapai angka 3,9 hingga 4.

Deolipa juga menegaskan bahwa data dalam disertasi sang menteri berasal dari jaringan advokasi tambang, yang sebelumnya sudah dikomplain oleh pihak Jatam. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang validitas data yang digunakan dalam gelar cumlaude tersebut.

Deolipa mendesak Rektor UI dan wali amanat untuk membuka hasil penilaian dan investigasi terkait gelar doktor ini. Transparansi dari pihak kampus diharapkan dapat mengembalikan kredibilitas UI dan menjaga reputasi akademis institusi pendidikan tersebut.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga