Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Golput Pilkada Jakarta Melonjak: Tak Perlu Saling Tuduh, Evaluasi dan Introspeksi!

 Foto surat suara pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI di TPS 046 Cipete Selatan, Jakarta, Rabu (27/11/2024). (Foto: Antara/Luthfia Miranda Putri)

Jakarta, 9 Desember 2024 – Peneliti Bidang Politik The Indonesian Institute, Center for Public Policy Research (TII), Felia Primaresti, menyoroti tingginya angka masyarakat yang tidak menggunakan hak pilih atau golput pada Pilkada DKI Jakarta 2024. Ia menyebut hal ini perlu menjadi bahan evaluasi dan introspeksi dari semua pihak yang berkepentingan.

"Alih-alih saling tuduh, seharusnya masing-masing pihak mengevaluasi dan mengintrospeksi apa saja yang membuat angka partisipasinya turun. Jika evaluasi dan introspeksi tidak dilakukan dengan tindak lanjut yang nyata, hal ini berpotensi membuat kepercayaan masyarakat terhadap proses politik semakin menurun," ujar Felia.

Menurutnya, tingginya angka golput ini mengindikasikan kejenuhan masyarakat terhadap kontestasi politik, terlebih karena pilkada diselenggarakan dalam tahun yang sama dengan pemilihan presiden dan anggota legislatif.

"Angka golput kita tinggi sekali dan dalam konteks Jakarta, saya rasa hal ini lebih dari sekadar malas pergi ke TPS. Ada masalah yang lebih mendasar yang perlu diatasi oleh para politisi," tambahnya.

Felia juga menyoroti narasi saling tuduh kecurangan antarkubu pasangan calon gubernur dan wakil gubernur. Ia menilai klaim kecurangan perlu dibuktikan melalui jalur hukum dengan melibatkan pihak penyelenggara pilkada, penegak hukum, dan saksi.

"Pasangan calon mana pun harus siap melakukan pembuktian jika menghadapi tuduhan kecurangan. Jadi bukan hanya menggugat. Semua ini pada akhirnya justru memperlihatkan kembali bahwa evaluasi mendalam sangat dibutuhkan untuk mengatasi polemik dalam tahapan penyelenggaraan pilkada," jelas Felia.

Ia juga mengingatkan pentingnya menempatkan kepentingan masyarakat di atas segalanya. Menurutnya, membangun kembali kepercayaan publik terhadap proses politik serta meningkatkan partisipasi masyarakat lebih penting daripada terjebak dalam konflik yang berlarut.

"Penting juga untuk menghormati proses dan hasil perhitungan suara yang ada, serta menciptakan kondisi kondusif pascapilkada. Apa pun langkah selanjutnya, tetap harus melalui proses hukum," ujarnya.

Pada Minggu (8 Desember 2024), KPU DKI Jakarta menetapkan pasangan Pramono Anung-Rano Karno meraih suara terbanyak dengan 2.183.239 suara atau 50,07 persen.

Pasangan Ridwan Kamil-Suswono memperoleh 1.718.160 suara atau 39,40 persen, sementara pasangan Dharma Pongrekun-Kun Wardana meraih 459.230 suara atau 10,53 persen.

Jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih mencapai 4.724.393 orang dari total daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 8.214.007 orang. Artinya, terdapat 3.489.614 orang yang tidak menggunakan hak pilih pada hari pemungutan suara.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved