Repelita, Jakarta 15 Desember 2024 - Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, mengungkapkan akan ada revisi catatan sejarah Indonesia setelah pertemuan dengan Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) di Bandung, Jawa Barat, pada Sabtu, 12 Desember 2024. Revisi ini dilakukan berdasarkan hasil kajian dari para ahli sejarah untuk memperbarui buku sejarah menjelang peringatan 80 Tahun Indonesia Merdeka.
Fadli Zon menyebutkan bahwa salah satu revisi berkaitan dengan zaman prasejarah. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa peradaban di kawasan Indonesia memiliki usia yang lebih tua dari yang sebelumnya diperkirakan. Contohnya, Gua Leang-Leang di Maros yang awalnya diperkirakan berusia 5.000 tahun, ternyata berusia antara 40.000 hingga 52.000 tahun.
Ketua Umum MSI, Prof. Dr. Agus Mulyana, menjelaskan bahwa revisi sejarah ini bertujuan memberikan energi positif bagi bangsa, khususnya meningkatkan rasa percaya diri. Menurut Agus, penemuan peninggalan sejarah menunjukkan bahwa masa prasejarah Indonesia sudah lebih tua dibanding negara-negara seperti Mesir dan negara-negara di Eropa.
Agus, yang juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UPI, menambahkan bahwa revisi ini juga akan menyangkut masa kolonial. Tidak semua daerah mengalami penjajahan selama 350 tahun. Misalnya, Aceh tidak ditaklukkan hingga tahun 1920-an atau 1930-an, yang berarti tidak mengalami penjajahan seperti yang dipahami selama ini.
Agus menyarankan interpretasi ulang mengenai sejarah Indonesia yang bukan bangsa yang kalah. Revisi ini juga akan memperbarui periodisasi sejarah hingga masa sekarang, meliputi hingga era Prabowo.
"Kita berharap ada periodisasi yang diperbarui. Penulisan sejarah ini merupakan momentum penting bagi MSI untuk terus berkontribusi," pungkas Agus.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok