Repelita, Jakarta 17 Desember 2024 - Tony Rosid menjadi perhatian dalam dinamika politik pasca Jokowi lengser. Berhenti secara konstitusional, masa jabatan Jokowi berakhir, dan kini Prabowo Subianto memegang kendali sebagai presiden. Tony Rosid, seorang pengamat politik dan pemerhati bangsa, memberikan pandangan kritis tentang pergeseran kekuasaan ini serta implikasinya.
Menurut Tony Rosid, ada sejumlah pejabat yang dititipkan Jokowi untuk membantu Prabowo menjalankan pemerintahan. Mereka ditugaskan menjaga hal-hal strategis seperti IKN, PIK 2, dan posisi Gibran Rakabuming Raka sebagai wakil presiden. Namun, Tony menegaskan bahwa para pejabat yang dititipkan bukanlah pemegang kekuatan sejati. Mereka hanya pembantu Prabowo, sedangkan Jokowi adalah pemimpin yang sebelumnya memegang jabatan sebagai presiden dari 2014 hingga 2024.
Tony Rosid juga mencatat bahwa kekuatan Jokowi semakin melemah. Hal ini terlihat dari kekalahan Ridwan Kamil, calon yang didukung Jokowi di Pilgub DKI Jakarta, tanpa dukungan signifikan dari Prabowo. Situasi ini menunjukkan bahwa loyalitas politik di tingkat elit semakin cair, tanpa komitmen yang kuat antar pemain utama.
Masalah IKN dan PIK 2 menjadi perhatian serius Tony Rosid. Menurutnya, investasi besar yang dilakukan konglomerat seperti Aguan di proyek IKN mulai menunjukkan kegagalan. Banyak hotel di IKN yang sepi pelanggan, sementara modal besar mangkrak. Aguan juga memandang bahwa PIK 2 dapat menjadi komitmen untuk menutupi kerugian investasi di IKN, meski hal ini belum dapat dikonfirmasi secara transparan.
Tony Rosid menyarankan agar tanah di kawasan PIK 2 dapat dibeli dengan harga standar demi kepentingan rakyat. Sebab, warga memiliki hak atas tanah mereka tanpa merasa dirugikan dengan penawaran yang jauh di bawah nilai pasar.
Dalam konteks ini, Ahmad Muzani, Sekjen Gerindra, dikabarkan melakukan pertemuan dengan Jokowi di Solo. Tony Rosid mempertanyakan apakah ada pesan khusus dari Prabowo kepada Jokowi dalam pertemuan tersebut, apakah berkaitan langsung dengan isu PIK 2. Publik kini mencermati langkah Prabowo yang tidak ingin mempertahankan PIK 2 secara membabi buta, agar stabilitas nasional tetap terjaga.
Tony Rosid menggarisbawahi bahwa Prabowo perlu menjaga keseimbangan politik di awal kepemimpinannya. Membela PIK 2 secara berlebihan dapat memicu penolakan dari aktivis dan oposisi Jokowi yang sudah solid membangun basis kekuatan mereka. Dengan berbagai elemen politik yang harus dirangkul, langkah Prabowo harus mempertahankan stabilitas tanpa memicu konflik internal yang berujung pada potensi kegaduhan.
Tony Rosid menegaskan bahwa proses transisi kekuasaan ini tidak hanya soal pertarungan elit, tetapi juga menyangkut kepentingan rakyat yang harus diperjuangkan demi keadilan dan transparansi dalam pengelolaan proyek-proyek strategis nasional. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok