Repelita, Jakarta - Dugaan pemerasan yang melibatkan aparat kepolisian terhadap penonton Djakarta Warehouse Project (DWP) 2024 terus diproses hukum. Sebanyak 34 polisi kini diperiksa atas dugaan pemerasan terhadap 45 penonton, termasuk yang berasal dari Malaysia.
Dalam operasi yang dilakukan oleh Propam Polri, uang sebesar Rp 2,5 miliar diamankan. Dana tersebut diduga merupakan hasil pemerasan terhadap para penonton. Salah satu korban mengungkapkan bahwa peristiwa pemerasan terjadi saat ia tengah menikmati acara. Polisi datang bergerombol untuk mencari penonton yang diduga mabuk, dan korban mengaku bahwa dirinya memang dalam kondisi mabuk saat itu.
Beberapa korban lainnya mengungkapkan bahwa pemerasan terjadi di lokasi yang berbeda, seperti di pintu hotel hingga di depan kamar. Ketakutan akan ancaman penjara membuat para korban diduga terpaksa menyerahkan sejumlah uang kepada oknum polisi.
Menanggapi kasus ini, Polri bergerak cepat dengan memutasikan 34 polisi yang diduga terlibat guna memudahkan proses pemeriksaan. Ironisnya, tiga di antaranya adalah perwira berpangkat Kasubdit di Ditresnarkoba Polda Metro Jaya.
Salah satu nama yang mencuat adalah AKBP Malvino Edward Yusticia Sitohang, sosok polisi berprestasi yang juga jebolan FBI Academy. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ady Ary Syam Indradi, membenarkan bahwa AKBP Malvino kini tengah menjalani pemeriksaan.
Malvino, yang lahir di Medan pada 9 Agustus 1985, berasal dari keluarga berlatar belakang hukum. Ayahnya adalah seorang hakim di Pengadilan Tinggi Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Ia menyelesaikan pendidikan di Akademi Kepolisian pada 2006 dan memiliki gelar Magister Hukum serta Magister Manajemen. Di bidang internasional, Malvino menyelesaikan Master of Strategic Studies di Victoria University of Wellington, Selandia Baru.
Malvino juga memiliki banyak prestasi, termasuk mengungkap penyelundupan sabu seberat 1 ton pada 2017 dan 1,2 ton di Aceh pada 2021. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok