Repelita, Jakarta 15 Desember 2024 – Ekonom Anthony Budiawan, Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies), menyatakan bahwa kondisi ekonomi Indonesia masih memprihatinkan. Salah satu indikatornya adalah penurunan kurs rupiah yang terus melemah hingga menembus angka psikologis Rp16.000 per dolar AS.
Pada perdagangan spot Jumat, 13 Desember 2024, kurs rupiah ditutup di angka Rp16.009 per dolar AS. Sebelumnya, Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan cukup optimis rupiah akan menguat, mengandalkan strategi intervensi rangkap tiga dari Bank Indonesia yang cukup berani.
Namun, menurut Anthony Budiawan, intervensi tersebut sejauh ini tidak membuahkan hasil. Upaya tersebut gagal mengangkat posisi kurs rupiah.
Anthony juga menyoroti penerimaan perpajakan yang masih jauh dari target hingga November 2024. Diperkirakan ada short fall sekurang-kurangnya Rp160 triliun untuk tahun ini, setara sekitar 7 persen dari anggaran. Rasio pajak juga hanya mencapai 9,5 persen, lebih rendah dibandingkan rasio pajak sebelum pandemi pada 2019 sebesar 9,8 persen.
"Jika fiskal terus melemah, ini bisa mengakibatkan krisis fiskal. Dampaknya adalah pajak harus dinaikkan, defisit semakin membesar, utang meningkat, pertumbuhan ekonomi tertekan, dan kemiskinan bisa naik," ujar Anthony Budiawan.
Meskipun demikian, Menteri Keuangan Sri Mulyani tetap menegaskan bahwa kondisi ekonomi Indonesia dalam keadaan baik-baik saja. Sri Mulyani lebih memfokuskan perhatian pada tantangan ekonomi global sebagai penyebab utama masalah ini.
Dalam penjelasannya, Sri Mulyani menggambarkan kondisi ekonomi dunia yang semakin gelap secara detail menggunakan bahasa teknis keuangan yang kompleks, yang sering kali sulit dipahami oleh masyarakat umum. Bagi masyarakat awam, kondisi tersebut berarti potensi depresiasi rupiah yang semakin parah hingga mendekati angka Rp17.000 hingga Rp18.000 per dolar AS.
Anthony Budiawan menggarisbawahi bahwa langkah strategis diperlukan untuk menstabilkan kondisi ekonomi Indonesia. Kolaborasi antara kebijakan pemerintah, stabilisasi fiskal, dan penguatan sektor privat menjadi kunci penting untuk memulihkan kondisi ekonomi nasional.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok