Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Anies Efek Lebih Terasa, Jokowi Efek Dinilai Merusak Demokrasi

 

Anies Efek Lebih Terasa, Jokowi Efek Dinilai Merusak Demokrasi

Polemik mengenai "Jokowi Efek" dan "Anies Efek" semakin memanas, terutama setelah gelaran Pilkada Jakarta. Banyak yang berpendapat bahwa "Anies Efek" terbukti lebih nyata dan berpengaruh dalam mengubah arah dukungan politik, sementara "Jokowi Efek" dianggap tidak hanya tidak signifikan, tetapi bahkan merusak demokrasi.

Pandangan ini mengemuka setelah pernyataan beberapa politisi, termasuk dari PKS, yang menganggap "Anies Efek" sebagai faktor penting dalam memengaruhi hasil Pilkada Jakarta.

Anies Baswedan, yang pernah menjadi Gubernur Jakarta, tampaknya telah meninggalkan jejak yang lebih besar dalam menentukan hasil Pilkada, tidak hanya di Jakarta, tetapi juga di provinsi lainnya.

Dalam Pilkada Jakarta, meski ada dukungan besar dari partai politik besar dan tokoh politik ternama, pasangan Ridwan Kamil-Suswono, yang diusung oleh Jokowi, justru mengalami penurunan elektabilitas.

Sebaliknya, pasangan Pramono Anung-Rano Karno yang semula dianggap kurang diunggulkan, justru mendapatkan dukungan signifikan setelah Anies menyatakan dukungannya.

Bahkan, survei menunjukkan bahwa banyak pendukung PKS di Jakarta yang awalnya memilih Ridwan Kamil, beralih mendukung Pramono Anung karena pengaruh dari Anies.

Dampak Anies Efek ini lebih terasa pada dukungan pemilih yang berpotensi besar mempengaruhi kemenangan.

Hal ini terlihat dari pemilih yang lebih memilih pasangan Pramono-Rano, yang didorong oleh rasa anti terhadap politik dinasti yang diwakili oleh Ridwan Kamil.

Sementara, dukungan terhadap upaya Anies yang lebih terbuka merepresentasikan aspirasi rakyat.

Sebaliknya, "Jokowi Efek" di Jakarta malah memberikan pengaruh negatif terhadap pasangan yang didukung oleh mantan Presiden Joko Widodo.

Berdasarkan data survei, banyak pemilih yang secara tradisional mendukung PKS, malah memilih pasangan Pramono-Rano, karena mereka tidak ingin terjebak dalam politik dinasti yang diwakili oleh Jokowi.

Namun, "Jokowi Efek" tetap memberikan dampak nyata di beberapa provinsi, seperti Jawa Tengah dan Sumatera Utara, meskipun dampaknya tidak semata-mata berasal dari popularitas Jokowi.

Banyak pengamat menyebutkan bahwa Jokowi Efek justru berbalik menjadi "efek merusak" bagi demokrasi, terutama dengan dugaan penyalahgunaan aparat negara untuk mendukung pasangan tertentu, seperti yang dilaporkan oleh politisi PDIP terkait pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di Jawa Tengah.

"Anies Efek" memang nyata, dengan pengaruh yang lebih besar dalam menarik simpati pemilih dan menentukan hasil Pilkada, sementara "Jokowi Efek" justru lebih terkesan sebagai faktor yang menggerogoti kepercayaan terhadap demokrasi, khususnya terkait dengan pengerahan kekuatan negara untuk kepentingan politik.

Editor: Ani Qaila Ramadhan

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved