Repelita, Jakarta 21 Desember 2024 - Anggota Komisi VIII DPR-RI, Maman Imanulhaq, menanggapi serius fenomena maraknya pendakwah yang memicu kontroversi. Politikus PKB ini menilai pentingnya mengedepankan pemahaman agama yang substansial daripada sekadar simbolik dalam kegiatan dakwah.
Kontroversi terbaru yang melibatkan Gus Miftah, yang mengolok-olok seorang pedagang es teh di pengajian Magelang, turut menjadi sorotan publik. Maman Imanulhaq mempertanyakan kualitas pendakwah yang tidak hanya mengandalkan atribut agama, tetapi juga harus memiliki kapabilitas dan pemahaman yang lebih mendalam dalam menyampaikan pesan agama.
"Gus Miftah dengan bahasa yang kasar, tiba-tiba mengusik rasa kemanusiaan kita. Dia jadikan objek itu, orang yang baru kecelakaan dan harus menjual es teh, dengan bahasa kasar keluar kata takdir. Walaupun itu guyonan, tapi ini mengusik, ada yang salah dengan pendakwah ini," ungkap Maman dalam sebuah unggahan video di akun Youtube Akbar Faizal Uncensored pada Kamis (19/12/2024).
Maman menilai bahwa banyak oknum pendakwah yang hanya bergantung pada atribut keagamaan, namun kurang memiliki kompetensi dalam menyampaikan ajaran agama. Ia menekankan pentingnya fokus pada pemahaman inti ajaran agama dan penerapan nilai-nilai kemanusiaan yang mendalam, bukan hanya pada ritual atau simbol semata.
"Ilmu agama adalah bagian terpenting dari agama, bukan ritualnya," tambah Maman. Ia juga menyarankan agar pendakwah menggunakan bahasa yang sopan dan berbobot, serta berbasis pada ilmu agama yang mengutamakan nilai keilmuan.
Sebelumnya, Gus Miftah mendapat kritik setelah mengolok-olok Sunhaji, seorang pedagang es teh, dalam sebuah acara dakwah di Magelang, Jawa Tengah. Dalam kesempatan tersebut, Gus Miftah meminta maaf dan mendatangi pedagang tersebut untuk menyampaikan permohonan maaf. Sebagai tanda permintaan maaf, Gus Miftah juga memberikan hadiah umrah kepada Sunhaji. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok